Mohon tunggu...
Angela Priscilla Gunawan
Angela Priscilla Gunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - suka kucing

if it doesn't work out, who cares? just start over!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Awas! Bahaya Tren Self-Diagnose Melalui Konten Tiktok

28 Juli 2023   14:45 Diperbarui: 29 Juli 2023   16:06 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal yang serupa terjadi kepada Erlin, mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Jati Bandung menyatakan bahwa dirinya juga pernah mengalami self-diagnose akibat menonton konten TikTok yang menunjukan seseorang terkena depresi, perasaan cemasnya semakin meningkat terlebih saat itu dirinya baru saja putus cinta. 

Dirinya kerap mengaitkan berbagai ciri-ciri orang terkena depresi melalui TikTok dengan kondisinya pada saat itu, “Waktu itu gue lagi putus, paling parahnya ya sampe nggak mau tidur dan makan gitu karena gue merasa lagi kena depresi.” Ujar Erlin melalui wawancara Zoom kepada tim kami di Subang, Selasa (25/07/2023). 

Dampak berbahaya dari self-diagnose tidak hanya dirasakan oleh dirinya saja melainkan orang lain di sekitarnya, seperti membatasi diri dengan lingkungan, menjadikan penyakit mental sebagai alasan dalam beraktivitas, merugikan orang lain dengan sifat yang dibuat-buatnya, dan lain-lain. 

Meningkatnya konten-konten terkait isu kesehatan mental memang memberikan manfaat sebagai sarana edukasi khususnya untuk meningkatkan kesadaran umum penonton, khususnya Gen Z. Akan tetapi, sebagai penonton kita juga perlu untuk selalu waspada terkait konten-konten yang menyesatkan terlebih dapat mengakibatkan self-diagnose

Saat ini sudah banyak lembaga profesional yang dapat membantu Anda untuk berkonsultasi terkait isu kesehatan mental, seperti Ibunda.id, Yayasan Pulih, Ubah Stigma, atau biro jasa konsultasi dokter lainnya. Jika Anda merasa ada sesuatu yang salah dalam diri Anda, segeralah konsultasikan kepada ahlinya agar tidak menimbulkan diagnosa yang menyesatkan. 

Sumber Referensi: 

https://www.pramborsfm.com/tech/riset-gen-z-lebih-suka-cari-informasi-di-tiktok-daripada-google/all

https://tekno.sindonews.com/berita/1523692/207/pengguna-tiktok-di-indonesia-didominasi-generasi-z-dan-y

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/05/24/pengguna-tiktok-di-indonesia-terbanyak-kedua-di-dunia-per-april-2023-nyaris-salip-as

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun