Dalam dinginnya keheningan yang kau tinggalkan,
aku berlari mengejar bayangku sendiri.
Sorot mataku bertemu retakan,
di mana diriku pecah dalam sepi.
Pengabaianmu, awalnya pedih menusuk,
seperti malam tanpa bintang.
Namun dalam gelap itu aku bertumbuh,
melihat bayanganku lebih terang.
Setiap luka yang kau ukir di hati,
berubah cermin menjadi tajam.
Memantulkan sosok yang selama ini tersembunyi,
aku yang utuh, aku yang tenang.
Kau pergi, tapi aku tetap di sini,
menghimpun serpihan keberanian.
Menemukan makna di balik perih ini,
bahwa kehilangan hanyalah pelajaran.
Pengabaianmu bukan akhir cerita,
hanya pintu menuju kebebasan.
Kini aku melihat siapa aku sebenarnya,
melalui cermin yang kau tinggalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H