Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap 3 Desember adalah kesempatan untuk merefleksikan komitmen kita terhadap penyandang disabilitas. Dalam konteks ini,Yayasan Bhakti Luhur, yang didirikan oleh Romo Paulus Hendrikus Janssen,CM Â menjadi simbol harapan dan pelayanan bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Artikel ini akan membahas tema "Lentera Kemanusiaan: Pendiri dan Penerus Yayasan Bhakti Luhur (Sr Macaria Theresia Laiyan,ALMA) yang Setia pada Pelayanan Disabilitas," menyoroti perjalanan dan kontribusi yayasan dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas di Indonesia. Romo Janssen, sebagai pendiri Yayasan Bhakti Luhur, adalah sosok yang tidak hanya dikenal sebagai rohaniwan, tetapi juga sebagai pejuang kemanusiaan. Sejak tiba di Indonesia pada tahun 1951, beliau telah berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi penyandang disabilitas. Dengan visi yang jelas, beliau mendirikan berbagai program rehabilitasi dan pendidikan yang bertujuan untuk memberdayakan penyandang disabilitas agar dapat mandiri dan berkontribusi dalam masyarakat.Yayasan Bhakti Luhur Didirikan pada tahun 1959 dan telah berkembang pesat sejak saat itu dan sampai saat ini. Dengan fokus pada pendidikan inklusif dan rehabilitasi sosial, yayasan ini telah membantu ribuan penyandang disabilitas untuk mendapatkan akses ke pendidikan dan layanan kesehatan. Melalui berbagai programnya, yayasan ini tidak hanya memberikan bantuan fisik tetapi juga membangun kepercayaan diri dan pemberdayaan bagi para penyandang disabilitas.
Pentingnya pendidikan inklusif tidak bisa diabaikan. Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional, kita perlu menekankan bahwa setiap individu, termasuk penyandang disabilitas, berhak mendapatkan pendidikan yang setara. Yayasan Bhakti Luhur telah menjadi pelopor dalam menerapkan pendidikan inklusif di Indonesia, membuka pintu bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar dalam lingkungan yang mendukung.Namun, tantangan masih ada. Meskipun banyak kemajuan yang dicapai, masih terdapat stigma dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas di masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk bersama-sama mengubah pandangan ini dengan meningkatkan kesadaran akan kemampuan dan potensi penyandang disabilitas. Merayakan Hari Disabilitas Internasional hendaknya menjadi momen untuk memperkuat komitmen kita dalam menciptakan masyarakat yang inklusif tutur Sr Macaria Theresia Laiyan,ALMA yang adalah seorang rohaniwati dengan semangat yang membara dan gigih mempertahankan karya misi sang maestro ini.
Penerus Yayasan Bhakti Luhur juga memainkan peran penting dalam melanjutkan misi Romo Janssen. Mereka terus mengembangkan program-program baru yang inovatif untuk memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas di era modern ini. Dengan semangat yang diwariskan oleh pendirinya, yayasan penerus berupaya untuk memastikan bahwa setiap penyandang disabilitas mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi penuh mereka.Dalam konteks global, tema Hari Disabilitas Internasional 2024 yaitu "Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan" sangat relevan. Ini menekankan pentingnya partisipasi aktif penyandang disabilitas dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka sendiri. Dengan memberikan suara kepada mereka, kita dapat menciptakan kebijakan yang lebih adil dan berkelanjutan.Sebagai masyarakat, kami memiliki tanggung jawab untuk mendukung upaya-upaya ini. Menghargai pengalaman dan perjuangan penyandang disabilitas adalah langkah awal menuju perubahan positif. Kita perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak---pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas---untuk menciptakan lingkungan yang ramah bagi semua individu tanpa kecuali, sebuah ungkapan singkap oleh Sr Macaria Theresia Laiyan,ALMA.
Kesimpulannya, peringatan Hari Disabilitas Internasional adalah mengingatkan akan pentingnya dedikasi kita terhadap pelayanan bagi penyandang disabilitas. Melalui Yayasan Bhakti Luhur dan semangat Romo Janssen serta penerusnya, kita diajak untuk terus berjuang demi hak-hak penyandang disabilitas. Mari kita jadikan hari ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen kita dalam menciptakan dunia yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi semua.
Refleksi singkat Sr Macaria Theresia Laiyan,ALMA
Â
Yayasan Bhakti Luhur telah lama menjadi rumah bagi mereka yang sering terpinggirkan, khususnya penyandang disabilitas. Di balik kesuksesannya, ada sosok pendiri yang memiliki hati penuh kasih dan kepedulian yang mendalam. Pendiri yayasan ini percaya bahwa setiap manusia, apa pun kondisinya, memiliki martabat yang sama di mata Tuhan dan berhak mendapatkan cinta serta perhatian yang tulus. Â Nilai kemanusiaan inilah yang menjadi landasan kokoh dalam setiap pelayanan di Yayasan Bhakti Luhur. Pendiri tidak hanya memberikan bantuan fisik, tetapi juga menawarkan penghiburan rohani dan harapan kepada mereka yang membutuhkan. Prinsip ini tidak berhenti pada generasi pertama, namun diwariskan kepada para penerus yang kini melanjutkan karya besar ini.
Para penerus Yayasan Bhakti Luhur tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga mengembangkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan zaman. Mereka berupaya menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, memberikan pendidikan, pelatihan keterampilan, dan dukungan psikologis kepada penyandang disabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa semangat kasih tidak memudar, tetapi justru semakin hidup.
Setiap langkah yang dilakukan penerus Yayasan Bhakti Luhur mencerminkan visi pendirinya. Mereka menyadari bahwa pelayanan ini bukan sekedar pekerjaan, melainkan panggilan hidup untuk membawa terang kepada sesama. Dengan penuh kesetiaan, mereka mendampingi para penyandang disabilitas dalam menjalani kehidupan yang lebih bermakna.