Bayi yang mengalami eritroblastosis fetalis harus dipantau setidaknya 3 sampai 4 bulan setelah persalinan. Hal ini dilakukan untuk mengenali tanda-tanda anemia, barangkali saja bayi memerlukan transfusi darah tambahan. Namun jika telah dilakukan perawatan sebelum persalinan dan setelah persalinan dengan tepat, maka seharusnya bayi tidak mengalami komplikasi jangka panjang.
Pencegahan eritroblastosis fetalis dengan RhoGAM maupun dengan pengobatan gejala memiliki kemungkinan sembuh yang tergolong besar untuk dapat menolong bayi. Namun kemungkinan ini harus didukung dengan ibu bayi yang harus segera melakukan cek dokter secara rutin, sehingga dapat diprediksi apakah bayi mengalami eritroblastosis fetalis atau tidak. Dengan hal ini maka terapi untuk bayi sudah disiapkan dan semakin kecil kemungkinan kematian bayi akibat eritroblastosis fetalis.
Setelah mengetahui betapa bahayanya eritroblastosis fetalis maka tentunya kita akan lebih hati-hati dan sering melakukan cek rutin ke dokter selama kehamilan. Apabila ingin merencanakan kehamilan selanjutnya tentunya harus dilakukan cek lebih lanjut. Meskipun eritroblastosis fetalis ini dapat diatasi namun kita harus tetap berjaga-jaga dan mencegahnya.Â
Sekian, terima kasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI