Mohon tunggu...
Angel Heart
Angel Heart Mohon Tunggu... lainnya -

to thee a man in a space that is still a secret gods, whose face was as calm as Yusuf, who always washed my ablutions always miss the meeting where any place.\r\n\r\n~tentang hal yang menjadi kerinduanku selama ini~\r\n\r\n•Mau duda atau perjaka yang penting bukan punya orang :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Wanita ibarat Bara Api yang Kau Genggam

7 September 2014   23:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:21 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wanita itu ibarat bara api

Semakin kau genggam semakin ia akan membakar emosi mu perlahan-lahan

Jika ia masih kekasihmu jangan pernah memperlakukannya seolah-olah ia sudah menjadi isterimu

Genggamlah ia seperti engkau menggenggam pasir

Cukup kau tuntun ia perlahan-lahan untuk menjadi lebih baik

Dengan penuh ketulusan,kasih sayang dan kesabaran yang luar biasa.

Karena semakin engkau mengekangnya ia akan semakin memberontak dan menyakitimu perlahan-lahan dengan sikapnya yang sering kali sulit dipahami oleh laki-laki terlebih lagi jika engkau tidak cukup sabar dalam menghadapinya.

~angel_heart~

Jakarta,sabtu 7 september 2014

Ini kisah tentang catatan hati seorang wanita muda yang berprofesi modelling  dan berusia 25 tahun tinggal di kota jakarta dan memiliki banyak trauma di hidupnya yang tak seindah perangainya dan tak secantik tatapan matanya yang tajam bagaikan mata elang.

"Mungkin karena aku pernah gagal dalam menjalin suatu hubungan dengan pria bernama X kisah pilu itu sudah berlalu 3 tahun lamanya dan kini aku berusaha untuk tetap bertahan dalam dinginnya hati yang semakin membeku kala pria lain datang menggoda untuk menjalin hubungan dekat denganku ahh andai saja aku mampu mengobati semua luka pilu yang begitu menyayat di hati ingin sekali damai diri tapi nestapa terus mengikutiku hingga aku pun tidak tahu langkah kakiku harus pergi kemana".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun