Mohon tunggu...
Anfiyah ZahrotulWahidah
Anfiyah ZahrotulWahidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seputar Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perempuan dan Kesehatan Mental: Menyelisik Fakta di Balik Stereotipe

6 Desember 2023   02:43 Diperbarui: 6 Desember 2023   03:02 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belakangan ini, kesehatan mental menjadi salah satu perbincangan publik lantaran banyaknya kasus-kasus terkait kesehatan mental yang sedang terjadi di masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO), Kesehatan mental diartikan sebagai keadaan sejahtera mental yang disadari oleh individu, yang didalamnya terdapat kemampuan untuk mengelola stres atau mengatasi tekanan hidup dengan baik, belajar dan bekerja secara produktif, serta berkontribusi pada lingkungan/komunitasnya. 

Faktanya, Perempuan lebih rentan mengalami gangguan mental dibandingkan laki-laki. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO)  tahun 2019, prevalensi global gangguan mental adalah 264 juta orang menderita depresi, 45 juta orang menderita gangguan bipolar, 50 juta orang menderita demensia, dan 20 juta orang menderita skizofrenia. 

Meskipun prevalensi skizofrenia relatif rendah daripada jenis gangguan mental lainnya, menurut National Institute of Mental Health (NIMH), skizofrenia adalah salah satu dari 15 penyebab utama kecacatan di seluruh dunia dan cenderung berisiko bunuh diri. WHO menekankan bahwa gangguan jiwa adalah masalah global. Jika tidak ditangani maka prevalensinya akan meningkat setiap tahun. 

Di  Indonesia sendiri pada tahun 2019, prevalensi gangguan kecemasan pada laki-laki sebesar 2,7%, sementara perempuan 4,5%.  Prevalensi gangguan depresi laki-laki sebesar 2%, sementara perempuan 2,9%. Prevalensi gangguan bipolar laki-laki sebesar 0,33%, proporsinya sama dengan perempuan. Prevalensi skizofrenia pada laki-laki adalah 0,31% sedangkan perempuan 0,27%. Lalu gangguan prevalensi perilaku makan pada laki-laki sebesar 0,09% dan 0,13% untuk perempuan.

Perempuan memiliki peran yang dinamis dan signifikan dalam masyarakat. Namun realita menunjukkan bahwa mereka seringkali lebih rentan terhadap gangguan mental. Faktor-faktor yang mencakup peran ganda, ketidaksetaraan gender, dan pengaruh biologis memberikan peran penting dalam menyumbang tingginya prevalensi masalah kesehatan mental pada perempuan. Melalui paparan ini, kita akan membahas beberapa faktor yang menyebabkan perempuan lebih rentan terhadap gangguan mental. 

Apa aja sih yang menyebabkan perempuan lebih cenderung terkena gangguan kesehatan mental?

Perbedaan Coping Mechanism 

Coping mechanism atau strategi coping adalah cara yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi konflik, tekanan, tantangan, atau situasi yang membuatnya merasa stres. Ini merupakan upaya secara sadar maupun tidak sadar yang dilakukan oleh seseorang untuk mengatasi ketidaknyamanan atau konflik emosional. Strategi coping yang dilakukan oleh laki-laki ataupun perempuan biasanya berbeda. 

Laki-laki akan cenderung menggunakan problem focused coping karena biasanya laki-laki akan menggunakan logikanya dan terkadang kurang emosional sehingga ia memilih untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi secara langsung atau menghadapi langsung sumber stres tersebut. Sedangkan perempuan biasanya cenderung menggunakan emotion focused coping. Perempuan lebih menggunakan perasaan atau emosionalnya sehingga jarang menggunakan logika. Hal ini membuat perempuan cenderung untuk mengatur emosi dalam menghadapi sumber stres..

Laki-laki ketika menghadapi suatu masalah dan merasa tertekan dengan keadaan maka yang akan dilakukan adalah mengalihkan diri dengan mencari alternatif kegiatan yang menyenangkan misalnya bermain game, berolahraga, atau kegiatan lain yang dapat menghilangkan masalah dari pikirannya. Sedangkan perempuan akan cenderung merenungkan masalah tersebut, sehingga akan mudah muncul perasaan sedih, menangis, ataupun marah. 

Perempuan yang mengalami gangguan mental akan lebih mudah terperangkap ke dalam pikiran negatifnya. Oleh karena itu, perempuan rentan terkena gangguan mental karena cenderung sensitif dibanding dengan laki-laki yang cenderung lebih aktif serta mengeksplor apa yang dirasakannya. Namun meski demikian, bukan berarti laki-laki bisa terbebas dari masalah kesehatan mental. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun