Karena lokasi pasar yang cukup jauh dari rumah, seorang perempuan muda mendekati abang becak yang sedari tadi duduk di dalam becaknya dan berharap ada penumpang yang akan menggunakan jasa becaknya. Pucuk di cinta ulam tiba kata sang tukang becak ketika perempuan muda tersebut menghapirinya maka terjadilah tawar menawar di antara keduanya :
Tukang becak :" mbak naik becak ?"
sang perempuan muda : " Kalo ke bundaran berapa ya ongkosnya mas ?"
Tukang becak : 7500 aja mbak "
perempuan muda : " kok mahal sekali gimana kalo 4000 "
tukang becak ; " wah bundaran kan jauh mbak dan jalannya bertebing, gimana klo 5000 "
perempuan muda ;" Enggak ah, klo mau 4000, saya jadi naik " sambil berlalu
Tukang becak berfikir sejenak, karena belum ada tarikan maka cepat ia memutuskan sebelum sang perempuan muda berlalu jauh " ayolah mbak 4000 gak masalah "
maka sang perempuan muda pun masuk dalam becak dan sementara tukang becak memasukkan barang bawaan sang perempuan muda yang terlihat cukup banyak dan berat.
Setelah becak di kayuh dalam bebarapa kayuhan, tukang becak sekarang berhadapan dengan tebing yang cukup menanjak. Dengan keringat membasahi wajah dan tubuhnya, sang tukang becak turun dan mendorong becak yang sarat dengan beban tersebut. Sementara di dalam becak sang perempuan muda agak mengomel kenapa becaknya lambat sekali.
Sedikit perjuangan tukang becak berkurang kala sampai di puncak jalan yang menanjak dan ini saatnya jalan menurun. Karena merasa mendapat momen menurun yang mengurangi beban kerja maka tukang becak menggayuh becaknya dengan kencang sambil menurun. Dalam kondisi seperti itu sang perempuan muda berteriak :