Mohon tunggu...
Ane
Ane Mohon Tunggu... Freelancer - Thinking about useless things

Hanya menyampaikan pemikiran.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Hilangnya Rute Bogor-Angke, Commuter Line oh Commuter Line

30 Mei 2022   13:43 Diperbarui: 30 Mei 2022   13:58 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Sabtu 28 Mei 2022, PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) mengubah rute perjalanan commuter line dengan meniadakan rute Bogor-Angke dan Bogor-Jatinegara. 

Dengan adanya perubahan ini, maka rute yang tersedia hanya Bogor-Jakarta Kota. Jadi, kalau mau menuju Stasiun Sudirman, Stasiun Karet, Stasiun Tanah Abang dan sebagainya, harus transit dulu di Stasiun Manggarai.

Saat membaca maupun mendengar informasi tersebut, sudah terbayang di benak penulis bahwa kepenuhan dan keriwehan yang akan terjadi setiap pagi apalagi pada waktu berangkat kerja. 

Bagaimana tidak, masyarakat yang tinggal di daerah jurusan Bogor seperti Lenteng Agung, Depok, Citayam dan bekerja di daerah jurusan Jakarta Kota maupun di daerah Sudirman dan Tanah Abang harus berada dalam satu kereta. Beuhh, sudah pasti penuh sekali.

Sebagai anak kereta (anker), tentu harus mengetahui bagaimana kondisi yang terjadi dengan adanya perubahan rute tersebut. Oleh karena itulah, penulis memutuskan pergi ke Stasiun Sudirman karena kebetulan juga ada janji di daerah tersebut.

Berangkat dari Lenteng Agung pukul 15:00 WIB, kereta tiba pukul 15:17 WIB. Penulis menunggu 17 menit padahal dulu hanya butuh waktu 5-10 menit menunggu kereta. Itu pun 5-10 menit, keretanya bisa langsung stasiun tujuan. Tapi ini, 17 menit hanya sampai Stasiun Manggarai saja. Duh lamanya. 

Saat tiba di Manggarai untuk transit pada pukul 15:40 WIB, situasi penuh akan orang dan antri panjang hanya untuk pindah jalur. Tak ada jarak, semua berdempetan, dan bahkan penulis hampir jatuh karena dorongan dari belakang yang ingin cepat-cepat berpindah jalur atau mungkin keluar dari stasiun riweh tersebut. 

Eskalator mati, lift gak bisa digunain, dan tangga manual menjadi satu-satunya penghubung dari jalur satu ke jalur lainnya. Di tengah keramaian orang, harus naik turun tangga

Penuh, sesak, hampir gak ada tempat berpijak, dan tidak ada jarak adalah gambaran jalur 6 menuju Sudirman, Tanah Abang, dan Angke. Sekitar 30 menit menunggu dan saat kereta tiba, penumpang saling dorong-mendorong demi masuk kereta tersebut. Ya gimana tidak, capek sekali berdiri untuk menunggu selama 30 menit di tengah kepadatan orang.

Saat pulang, tiba di Stasiun Sudirman pukul 21:05 WIB, kereta tiba 2 menit kemudian. Namun butuh waktu sekitar 20 menit untuk tiba di Stasiun Manggarai. Saat tiba, keadaan lengang, ya mungkin karena sudah malam juga. Kereta jurusan Bogor tiba di sekitar 20 menit kemudian. Penulis naik dan tiba di Lenteng sekitar 22:10 WIB. 

Penulis selalu bertanya-tanya pada diri sendiri, kenapa ya di Indonesia ini setiap ada aturan baru seperti tidak pernah matang dan jelas? Kenapa tidak memperhitungkan situasi dan kondisi saat ini? Kenapa semua terburu-buru? Kenapa, kenapa, dan kenapa? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun