Mohon tunggu...
Ane Djara
Ane Djara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Direktur PT ADJARMMANU

Pendiri dan Pembina Yayasan Adjarmanu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru "Pahlawan" dari Sumba Timur - NTT

24 April 2015   13:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:43 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1429857887590169098

[caption id="attachment_362503" align="alignright" width="700" caption="Ata Mila Meha saat diwawancarai oleh Pak Minggus di Madutolung - Sumba Timur"][/caption]

AdjarmanuNews - "Saya sangat mengharapkan kepada mahasiswa yang lain untuk tetap belajar dan harus selalu merasa terpanggil untuk melaksanakan kegiatan ini karena sangat berguna bagi kerajaan Tuhan" - Ata Mila Meha

Kalimat ini terungkap pada saat kunjungan dari Pak Minggus Nggim dan tim (Yayasan Trampil Indonesia) sekaligus pembuatan video "Guru Pahlawan". Beliau adalah mahaswa Univertas Terbuka, Beasiswa Majelis Pendidikan Kristen, dan sebagai pendidik di PAUD Adjarmanu 51 Madutolung, yang beralamat di Kecamatan Kahaungu Eti, Kabupaten Sumba Timur.

Ibu Ata Mila Meha salah satu mahasiswa berprestasi. Hal tersebut bisa dilihat dari Indeks Prestasi 3,44 dan kualitas anak didik di PAUD tempat beliau mengajar. Hidup bersama suami dan mengabidikan diri dalam dunia pelayanan kerohanian dan pendidikan.

Untuk menjadi mahasiswa berprestasi, bukan hal yang mudah bagi ibu Ata Mila Meha, terutama untuk mengikuti Tutorial melalui webconference bersama Yayasan Trampil Indonesia dan Tutorial dari Univertas Terbuka. Jarak yang jauh dan harus melewati jalan yang susah, menjadi tantangan tersendiri. Terutama pada musim hujan, jalan akan sangat sulit dilewati kendaraan sehingga harus berjalan kali sampai ke jalan yang bisa dijangkau. Sebagai seorang ibu rumah tangga, harus menjalan tugasnya dengan tanggungjawab. Juga harus berbagai waktu untuk bertani, agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Hal yang juga menjadi pergumulan adalah biaya transportasi dan konsumsi saat ke tempat kuliah. Untuk mengatasi persoalan ini, saat datang dari desa, membawa hasil alam untuk dijual ke Waingapu (kota). Pulang kuliah, belanja sedikit makanan ringan dan bebebrapa kebutuhan pokok untuk dijual kembali di rumah.

Tidak jarang menemui kendala dalam perjalanan. Sepeda motor mengalami kerusakan, dan lain sebainya. Tetap ibu Ata Mila Meha tetap bisa mengatur dengan baik, membuat skala prioritas, dan terus mengembangkan potensi yang ada di sekitar agar dapat mendukung tugasnya. Kesadaran akan tugas dan tanggungjawab yang Tuhan berikan adalah hal yang membuat beliau menjalaninya dengan penuh syukur dan tanggungjawab.

Kiranya bisa menjadi inspirasi bagi saudara/i.

AND

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun