Mohon tunggu...
Ne Li
Ne Li Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu bekerja

ingin belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Anakku

16 Juli 2022   14:37 Diperbarui: 18 Juli 2022   09:17 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dua hari yang lalu anak pertama saya mulai sekolah TK A. Berkat saran seorang teman saya mendaftarkan dia ke TK yang dekat dari rumah, karena menurut teman saya ini seusia anak saya, 4,5 tahun cukup hanya bermain, jangan sampai dia menjadi terbebani berangkat sekolah pagi-pagi, menyesuaikan jadwal ayah bunda dipagi hari. Selain saran dari teman, karena mempertimbangkan dia yang belum mau sekolah dan yang akan mengantar jemput adalah kakeknya makanya saya dan suami menyekolahkan dia dekat dari rumah. 

Sekolahnya memang sangat dekat, tak lebih 500 m dari rumah. Muridnya sedikit, hanya 13 orang, itu pun sudah jumlah murid TK A dan TK B. Biayanyapun termasuk murah hanya Rp725.000,00, yang terdiri dari uang pendaftaran, uang sekolah 1 bulan dan untuk pembelian 3 pasang seragam. 

Anak saya tidak di tes apapun, tidak ada wawancara orang tua, tidak ada penilaian dari psikolog untuk kemampuan anak saya, ya mendaftar begitu saja. 

Dibandingkan sekolah anak-anak teman saya sekantor, hanya anak saya yang bersekolah disekolah sederhana ini, teman-teman saya menyekolahkan anaknya disekolah elit bergengsi, rata-rata uang pendaftaran anak-anak mereka di TK B adalah Rp10.000.000,-, hampir 15x lipat uang pendaftaran anak saya. Sebelum anak-anak mereka sekolah, mereka diwawancarai, dan anak-anaknya dites oleh psikolog terlebih dahulu, untuk menentukan minat dan bakat anak. 

Mungkin ada sebagian teman yang menganggap saya asal-asalan memilih sekolah anak, tapi melihat anak saya yang senang, hari pertama sekolah saja tidak perlu ditemani, besoknya dia malah jadi mudah bangun pagi untuk ke sekolah, dan sudah memiliki beberapa teman, itu sudah cukup buat saya. 

Semoga anak saya kelak dapat menjadi anak yang cerdas dan pintar, dimanapun dia bersekolah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun