Mohon tunggu...
Bang Asa
Bang Asa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Terpopuler 2010

Tunggu beta bale, sodara!

Selanjutnya

Tutup

Money

Saldo Rekening Saya Bertambah Rp. 13 Triliun!

7 Februari 2010   02:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:03 12503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

JUDUL tulisan ini bukanlah  fiksi. Ini adalah kisah nyata, pengakuan seorang petani di Sulawesi Selatan  yang tiba-tiba menemukan saldo rekeningnya di Bank Mandiri Pare-pare bertambah. Jumlahnya pun  tak tanggung-tanggung, hampir dua kali dari jumlah dana talangan Bank Century yang "hanya" Rp. 6,7 triliun. Yang ini jumlahnya Rp. 13 triliun, wowww....!!! "Ini buktinya." kata H. Alimin sambil memperlihatkan buku rekeningnya. H. Alimin yang warga Jalan Gunung Tolong, Kecamatan Bacukiki Barat, Parepare itu mengaku kaget bukan kepalang, karena awalnya saldonya hanya Rp 5,7 juta. Namun, demikian dananya pun tak bisa ditarik  karena rekeningnya diblokir. Parahnya lagi, setelah dilaporkan ke Bank Mandiri Parepare, eh, saldo berganti lagi menjadi minus Rp 9 triliun. Kacau, kan? “Saya kecewa karena uang di tabungan saya bisa keluar tanpa sepengetahuan dan tandatangan pemilik buku. Apalagi, saya kelihatannya dibuat berutang Rp 9 triliun. Bagaimana cara saya membayarnya?” tuturnya, Kamis 4 Februari seperti diberitakan harian di Makassar, Fajar dan Tribun Timur. Menurut Alimin, hal tersebut sudah dilaporkan ke pihak Polresta Parepare bahkan ditindaklanjuti oleh oknum Polda Sulselbar. Namun tak ada kabar kelanjutannya. Masuknya dana Rp 13 triliun tercatat tanggal 2 November 2008 dengan kode transaksi lain-lain. Pada hari yang sama, dana justru minus Rp 9 triliun. Icha, menantu Alimin, menuturkan, saat akan menarik uang, pegawai bank langsung mencurigainya. “Kata pegawai banknya, ada komputernya error. Tapi setelah buku tabungan diganti masih saja tertulis Rp 13 triliun. Akhirnya buku itu diminta ditinggal,” tuturnya. Apesnya, di buku tabungan yang baru hanya kepala cabang yang bertandatangan. Pihak nasabah juga tak dikonfirmasi terkait penerbitan buku tabungan baru. “Kami heran, kalau komputer error harusnya di buku tabungan baru sudah bagus. Tapi sama saja, bahkan nasabah sesudah kami tetap bertransaksi di komputer itu,” katanya. Pihak keluarga khawatir, uang triliunan rupiah yang masuk ke tabungannya merupakan dana teroris atau dana talangan Bank Century dan akan berdampak pada tuntutan hukum terhadap Alimin ke depan. Pemimpin Cabang Bank Mandiri setempat sudah memohon ke Alimin agar kasus tersebut tidak diekspos. Menurut Alimin, dirinya pernah tiga kali didatangi rumahnya oleh Kepala Cabang Bank Mandiri Parepare saat itu dan Alimin diminta agar ia tidak membeberkan atau menceritakan kejadian tersebut. Sebelumnya, Alimin yang sehari-harinya bekerja sebagai petani tersebut, pada 2 November 2008 lalu kaget saat memeriksakan buku rekening Bank Mandiri di Kantor Cabang Bank Mandiri Parepare di Jl A Isa, karena saldo miliknya yang awalnya diketahui hanya sebesar Rp 5,7 juta tiba-tiba saat di print out menjadi Rp 13 triliun lebih. Sementara itu Koordinator Humas Bank Indonesia (BI) Makassar, Widodo Cahyono, Jumat, 5 Februari, menuturkan kejadian itu kesalahan petugas mengentri data ke komputer. Pemeriksaan peneliti BI menemukan petugas Mandiri saat itu kebablasan mengetik angka nol yang sepatutnya hanya Rp 1.300.000 menjadi Rp 13.000.000.000.000. "Tak benar jika dikatakan dana sebesar itu adalah transferan teroris atau dana talangan seperti bank Century," tutur Widodo menepis spekulasi yang berkembang di tengah masyarakat seperti diberitakan Fajar. Pengamat Ekonomi dari Unhas, Marsuki DEA menambahkan, kejadian ini sepatutnya menjadi perhatian bagi perbankan membenahi teknologi keuangannya. "Kalau memang benar itu salah input, masak sampai 12 nolnya," tutur dia, setengah tertawa. Sementara itu, Kapolwil Parepare Kombes Pol Ruslan Nicholas, mengaku sudah mendengar informasi saldo petani yang melonjak hingga triliun. "Kami sudah mendengar kabar itu tapi sepertinya hanya kesalahan cetak saja," kata dia. Secara terpisah, Pengawas Madya Kantor Bank Indonesia Makassar, Abdul Malik menyampaikan, pihaknya sudah menerima laporan terkait pembengkakan saldo pada rekening salah seorang nasabah Bank Mandiri di Parepare. Kasus tersebut sudah diselesaikan pihak Bank Mandiri dengan nasabah bersangkutan. Lebih lanjut kata Malik, kasus tersebut sebenarnya sudah lama terjadi, sekitar 2008 lalu. "Itu juga sudah disidik pihak kepolisian. Kemungkinan baru terungkap sekarang karena maraknya kasus pembobolan ATM," ungkap Malik. Terlepas dari alasan Bank Indonesia tersebut, kasus ini boleh jadi dapat menjadi salah satu bukti bahwa betapa lemahnya sistem perbankan kita. Bagaimana? Link terkait: di SINI di SINI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun