Mohon tunggu...
Bang Asa
Bang Asa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Terpopuler 2010

Tunggu beta bale, sodara!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pak Geye dan Aparatnya

24 November 2010   17:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:20 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="411" caption="Kompas.com"][/caption] PANGGIL saja Si Geye. Ia hanyalah pegawai negeri golongan rendahan. Bukan boss yang secara formil punya bawahan. Tapi hartanya jangan ditanya. Woww bejibun buaanget..., bahkan mengalahkan Pak Beye, presiden kita, yang katanya hanya memiliki harta sekira tujuh miliaran itu. Sebagai pegawai negeri, Si Geye bekerja sebagai petugas pajak. Di kantor, meski posisinya hanyalah anak buah, tapi tugasnya justru banyak berhubungan dengan pajak perusahaan gedean, termasuk milik "bapak buah" yang selalu diberitakan sebagai salah satu pengemplang pajak terbesar di negeri para koruptor ini. Konon "tugas"-nya itulah antara lain yang merubah nasib Si Geye menjadi milyarder. Sebagai milyarder, Si Geye bisa saja membeli apa yang dia kehendaki. Tengoklah misalnya. Ketika belangnya terbongkar dan dijadikan tersangka dalam kasus korupsi terkait sejumlah kasus pengemplangan pajak, ia masih saja bisa berleha-leha membeli hukum melalui tangan pelaksananya. Sejumlah aparat, baik itu polisi, jaksa, bahkan hakim pun dibelinya. Ironiosnya,  aparat seolah tak berdaya menghadapi duit haram Si Geye yang begitu perkasa merontokkan hukum. Dan Si Geye pun hanya dikenai hukuman percobaan. Duhhh.... Si Geye memang super. Ketika ia hendak ditangkap dalam kasusnya yang lain, sejumlah aparat penting bahkan harus melobinya di Singapura, negeri tetangga yang menjadi surga perlindungan para koruptor. Ketika dia dijebloskan ke tahanan, ia justru mendapat fasilitas khusus. Ia dititip di rutan yang dikenal sebagai "istana"-nya tahanan perampok uang negara kelas kakap. Bahkan dijaga oleh aparat-aparat khusus yang seolah beralih fungsi menjadi jongos Si Geye. Ditahan tidaklah berarti Si Geye kehilangan kebebasan, seperti halnya tahanan lain yang ada di lapas-lapas. Tengoklah misalnya, ia masih bisa plesiran. Dengan kekuaatan fulusnya, delapan aparat yang sejatinya menjaga Si Geye agar tetap dalam tahanan dengan itu malah malah mengawal Si Geye melakukan plesiran bersama istrinya ke Bali, menonton turnamen tennis intrernasional. Hebat bukan? Ya, hebatlah. Coba bayangkan, mana ada tahanan seperti dia. Selama menjalani penahanan, Si Geye ini tercatat puluhan kali meninggalkan selnya. Kabarnya, ia menyogok ratusan  juta kepada kepala rutan. Bahkan, saat ke Bali, ia dikabarkan menggunakan pesawat khusus, dan disebut-sebut pula bertemu khusus dengan pucuk pimpinan sebuah partai politik yang terlibat dalam koalisi kekuasaan, yang sejumlah perusahaannya disebut-sebut terlibat dalam kasus pengemplangan pajak kelas kakap. Muantafffff, kan....???!!! Itulah kisah Si Geye, yang mampu menjadikan aparat negara tidak lebih dari aparatnya, kalau toh tak ingin mengatakan jongosnya. Jika saja nanti ada yang ingin membukukan kisah tentang Si  Geye ini, saya akan mengusulkan jusulnya, "Pak Geye dan Aparatnya", biar mirip-mirip dikit dengan buku  Mas Inu, "Pak Beye dan Kerabatnya", he he heee.... Salam aparat, Bang Asa - Pin BB: 230739 EA Catatan: Bagi  yang ingin bergabung dalam  Komunitas Penulis Kompasiana di Facebook, silakan KLIKK: “Kompasianer Community” atau: http://www.facebook.com/home.php?sk=group_162268430480285&ap=1 Baca juga tulisan sebelumnya:

  1. Tuhan, Kecilkanlah Payudara Kim Kardashian…
  2. “Kompasianer Community” di Facebook, Gabung Yuukkk…
  3. “Tulisan Terpopuler” Ngawur di Kompasiana
  4. Sayembara NN: Kompasianer Terpopuler Dapet Inge…
  5. Tak Mudah Melupakan Kompasiana
  6. Kasus Bibit-Chandra dan Prospek Gerakan Facebooker
  7. Kompasiana, Komunitas Blogger Tidak Waras?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun