[caption id="" align="aligncenter" width="603" caption="illustrasi: library.thinkquest.org"][/caption] BANYAK yang mengatakan Hitler adalah manusia keji. Saat berkuasa, hingga nyaris berakhirnya Perang Dunia II, daratan Eropa disebut-sebut menjadi ajang pembantaian massal (holocaust) terhadap kaum Yahudi yang melenyapkan jutaan jiwa. Akan tetapi setelah PD II usai, Israel sebagai negara yang didirikan atas inisiatif Amerika Serikat untuk menampung kaum Yahudi korban perang, justru sepertinya menjadi momok yang lebih keji dibanding Hitler itu sendiri. Diakui atau tidak, orang Yahudi adalah "bangsa pilihan". Mereka tak hanya terkenal karena ulet dan rajin, tapi juga jenius. Konon inilah yang membuat Hitler ketar-ketir. Ia menyadari bahwa kaum ini tidak saja dapat menghambat keinginannya mengusai dunia kala itu, tetapi juga akan mengancam dunia di masa depan. Dan boleh jadi inilah substansi alasan mengapa Hitler dengan NAZI-nya merasa perlu melakukan holocaust, jika itu benar adanya. Jejak Israel dalam pentas pergaulan dunia khususnya dalam upaya mewujudkan perdamaian di Timur Tengah, memang menarik untuk dicermati. Konflik Israel-Palestina yang hingga kini belum berkesudahan adalah contoh nyata, betapa "negara fiktif" itu mampu menundukkan dunia. Ia telah membungkam Amerika Serikat, bahkan menjadikan negara Paman Obama itu impoten. Ia tak berdaya menghadapi Israel dengan "Yahudi"-nya, yang meski minoritas namun menguasai sendi-sendi kekuatan politik dan ekonomi Amerika. PBB yang diharapkan sebagai juru damai justru tak lebih dari pesuruh Amerika. Pendek kata, Israel telah menjelma menjadi negara superpower yang sesungguhnya. Jika mencermati kasus kekejian Israel di Palestina, yang dengan seenaknya membantai anak-anak dan perempuan tak berdosa, atau menyerang secara brutal kapal yang membawa misi bantuan kemanusiaan internasional ke Jalur Gaza, mungkin kita bisa memahami seorang Adolf Hitler secara utuh. Mungkin dalam hati kita akan berkata, sesungguhnya Hitler tidak terlalu keliru, jika tidak hendak mengatakan benar. Wallahua'lam bissawab Salam Hitler, ANDY SYOEKRY AMAL (Yuk berkawan di Facebook, klikk di SINI) Baca juga 10 Tulisan sebelumnya:
- Siapa Berani Lawan Israel?
- Ketua KPK: Kini Giliran Advokat?
- “Saya Ini Orang Yahuuudi…!”
- Kisahku: Sulitnya Meninggalkan Rokok!
- Duh, Lapak Saya di Facebook Dibobol Hacker!
- Inilah Kumis-Kumis Kelas Dunia
- Desi Ratnasari Dalang di Balik Minggatnya Firman Seponada?
- Pengen Jadi Presiden? Jangan Berkumis!
- Benarkah Ani-Anggito Korban Pak Beye?
- Kompasianer Makassar Bisa Tonji, Bos!!!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI