Mohon tunggu...
Bang Asa
Bang Asa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Terpopuler 2010

Tunggu beta bale, sodara!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kok Demokrat Kebakaran Jenggot, Sih?

21 Februari 2010   00:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:49 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_78462" align="alignleft" width="300" caption="illustrasi: inilah.com"][/caption]

KATANYA mau dibuka selebar-lebarnya agar terang-benderang, tapi  kok Demokrat gitu, sih? Katanya demokrat tapi kok tidak siap berbeda pendapat? Itulah yang saya tangkap dari pernyataan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman yang meminta partai koalisi secara ksatria "angkat kaki" dan menarik menterinya dari kabinet jika memilih bersikap berseberangan dengan Demokrat dalam kaitannya dengan kasus Bank Century. Saya pikir pernyataan ini sangat lucu, terlepas apakah atas nama  pribadi atau partai. Kesan saya adalah partai bentukan SBY ini sepertinya sudah kebakaran jenggot. Jika ini benar, maka semakin  kuat pulalah keyakinan publik bahwa memang ada yang tidak beres dalam proses bailout Bank Century. Semakin patut pulalah diduga Demokrat juga terlibat menikmati uang negara yang dijarah tersebut. Kalau memang Demokrat merasa bersih, tidak perlu takut. Ikuti saja  prosesnya. Tak usah sampai harus menggertak segala. Bukankah Presiden SBY yang nota bene adalah Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat sendiri yang meminta agar kasus ini dibuka selebar-lebarnya agar terang-benderang? Kalau begini caranya,  ada kesan seolah-olah yang sudah terang akan digelapkan kembali. Saya katakan demikian karena di Pansus, anggota dari fraksi Demokrat sepertinya selalu mempersoalkan hal-hal di luar substansi. Demokrat sepertinya hendak cuci tangan  dengan sibuk menangkis opini publik terutama mengenai adanya  dugaan dana Century mengalir kepada partai tersebut, termasuk kepada Tim Kampanye SBY-Boediono saat Pilpres yang lalu.

Dalam kasus century, Partai Golkar dan PKS sebenarnya sudah  berkali-kali menyampaikan sikapnya yang terang-benderang itu,  bahwa Boediono dan Sri Mulyani adalah pihak yang paling  bertanggungjawab dalam kasus tersebut. Sebenarnya sikap tersebut  memang sudah seharusnya, apalagi bukti untuk itu dianggap sudah cukup.

Terus terang, sejak Pilpres hingga saat ini, saya masih penasaran  mengenai latarbelakang Boediono menjadi wakil Presiden. Namanya,  selain tidak pernah disebut-sebut juga kesannya dicomot aja. Ia tiba-tiba ditunjuk oleh SBY, padahal saat itu ia tidak mendapakan  dukungan politik yang kuat dari parta-partai pengusung SBY. Sebenarnya, anggota Pansus baik dari Golkar maupun PKS sudah  seharusnya diberikan penghargaan karena membantu Presiden Yudhoyono membuka kasus Century dengan terang benderang. Mereka itu sudah luar biasa bekerja untuk melaksanakan amanah SBY ini.

Menurut salah seorang anggota dari Fraksi PDIP Maruarar Sirait,  orang-orang seperti Bambang Soesatyo (Golkar), Agun Gunandjar  (Golkar), Andi Rahmat (PKS), Mahfud Siddiq (PKS) ini kan sudah  luar biasa bekerja untuk mengungkapkan fakta. Seharusnya mereka  diberikan penghargaan, apresiasi. (lihat)

Menurut Ara -- panggilan akrabnya -- anggota untuk mengungkap  suatu kebenaran, Demokrat tidak bisa bersikap seolah menekan Golkar dan PKS. "Ini kan untuk mengungkap kebenaran. Kalau untuk kepentingan masih bisa ditawar-tawar. Kalau untuk kebenaran, yah tidak bisa dong," tandasnya. Sebelumnya, melalui anggota Dewan Pembina-nya, Hayono Isman,  Demokrat mempersilakan Golkar dan PKS angkat kaki dari koalisi  jika tidak bisa seia sekata dengannya dalam pandangan akhir sikap  fraksi terkait kasus Bank Century. Ini disebabkan pernyataan kedua  parpol tersebut yang akan menyebut nama Wapres Boediono dan Menkeu  Sri Mulyani sebagai pihak yang bertanggung jawab atas skandal Bank  Century. Sebagai publik, kita hanya bisa berharap agar kasus ini Benar-benar terbuka erbuka dengan terang-benderang. Kita berharap agar  Demokrat bisa memahami posisi kedua partai koalisinyawalau dengan pandangan yang berbeda, kita hanya bisa bergapar agar Demokrat tidak perlu sampai kebakaran jenggot. OIya, kan?

Salam Kompasiana,

ANDY SYOEKRY AMAL

Baca juga 10 ARTIKEL PILIHAN LAINNYA:

  1. Gila! ML Berjamaah buat Cetak Rekor Dunia

  2. Pansus Century, Pejuang atau Pecundang?

  3. Sepi Lembayung Senja

  4. Wow! Bu Bupati dan Pak Wakil Selingkuh?

  5. Terang-Benderang Menohok SBY

  6. Duh! 62,7 % Siswi Sudah tak Perawan?

  7. Seks Itu Apa?

  8. Katakan dengan Seks

  9. Menemukan Tuhan Lewat Seks

  10. Yuk, Tebak-tebakan Hasil Pansus!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun