[caption id="attachment_78462" align="alignleft" width="300" caption="illustrasi: inilah.com"][/caption]
KATANYA mau dibuka selebar-lebarnya agar terang-benderang, tapi kok Demokrat gitu, sih? Katanya demokrat tapi kok tidak siap berbeda pendapat? Itulah yang saya tangkap dari pernyataan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman yang meminta partai koalisi secara ksatria "angkat kaki" dan menarik menterinya dari kabinet jika memilih bersikap berseberangan dengan Demokrat dalam kaitannya dengan kasus Bank Century. Saya pikir pernyataan ini sangat lucu, terlepas apakah atas nama pribadi atau partai. Kesan saya adalah partai bentukan SBY ini sepertinya sudah kebakaran jenggot. Jika ini benar, maka semakin kuat pulalah keyakinan publik bahwa memang ada yang tidak beres dalam proses bailout Bank Century. Semakin patut pulalah diduga Demokrat juga terlibat menikmati uang negara yang dijarah tersebut. Kalau memang Demokrat merasa bersih, tidak perlu takut. Ikuti saja prosesnya. Tak usah sampai harus menggertak segala. Bukankah Presiden SBY yang nota bene adalah Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat sendiri yang meminta agar kasus ini dibuka selebar-lebarnya agar terang-benderang? Kalau begini caranya, ada kesan seolah-olah yang sudah terang akan digelapkan kembali. Saya katakan demikian karena di Pansus, anggota dari fraksi Demokrat sepertinya selalu mempersoalkan hal-hal di luar substansi. Demokrat sepertinya hendak cuci tangan dengan sibuk menangkis opini publik terutama mengenai adanya dugaan dana Century mengalir kepada partai tersebut, termasuk kepada Tim Kampanye SBY-Boediono saat Pilpres yang lalu.
Dalam kasus century, Partai Golkar dan PKS sebenarnya sudah berkali-kali menyampaikan sikapnya yang terang-benderang itu, bahwa Boediono dan Sri Mulyani adalah pihak yang paling bertanggungjawab dalam kasus tersebut. Sebenarnya sikap tersebut memang sudah seharusnya, apalagi bukti untuk itu dianggap sudah cukup.
Terus terang, sejak Pilpres hingga saat ini, saya masih penasaran mengenai latarbelakang Boediono menjadi wakil Presiden. Namanya, selain tidak pernah disebut-sebut juga kesannya dicomot aja. Ia tiba-tiba ditunjuk oleh SBY, padahal saat itu ia tidak mendapakan dukungan politik yang kuat dari parta-partai pengusung SBY. Sebenarnya, anggota Pansus baik dari Golkar maupun PKS sudah seharusnya diberikan penghargaan karena membantu Presiden Yudhoyono membuka kasus Century dengan terang benderang. Mereka itu sudah luar biasa bekerja untuk melaksanakan amanah SBY ini.
Menurut salah seorang anggota dari Fraksi PDIP Maruarar Sirait, orang-orang seperti Bambang Soesatyo (Golkar), Agun Gunandjar (Golkar), Andi Rahmat (PKS), Mahfud Siddiq (PKS) ini kan sudah luar biasa bekerja untuk mengungkapkan fakta. Seharusnya mereka diberikan penghargaan, apresiasi. (lihat)
Menurut Ara -- panggilan akrabnya -- anggota untuk mengungkap suatu kebenaran, Demokrat tidak bisa bersikap seolah menekan Golkar dan PKS. "Ini kan untuk mengungkap kebenaran. Kalau untuk kepentingan masih bisa ditawar-tawar. Kalau untuk kebenaran, yah tidak bisa dong," tandasnya. Sebelumnya, melalui anggota Dewan Pembina-nya, Hayono Isman, Demokrat mempersilakan Golkar dan PKS angkat kaki dari koalisi jika tidak bisa seia sekata dengannya dalam pandangan akhir sikap fraksi terkait kasus Bank Century. Ini disebabkan pernyataan kedua parpol tersebut yang akan menyebut nama Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani sebagai pihak yang bertanggung jawab atas skandal Bank Century. Sebagai publik, kita hanya bisa berharap agar kasus ini Benar-benar terbuka erbuka dengan terang-benderang. Kita berharap agar Demokrat bisa memahami posisi kedua partai koalisinyawalau dengan pandangan yang berbeda, kita hanya bisa bergapar agar Demokrat tidak perlu sampai kebakaran jenggot. OIya, kan?
Salam Kompasiana,
Baca juga 10 ARTIKEL PILIHAN LAINNYA:
-
Gila! ML Berjamaah buat Cetak Rekor Dunia
-
Pansus Century, Pejuang atau Pecundang?
-
Sepi Lembayung Senja
-
Wow! Bu Bupati dan Pak Wakil Selingkuh?
-
Terang-Benderang Menohok SBY
-
Duh! 62,7 % Siswi Sudah tak Perawan?
-
Seks Itu Apa?
-
Katakan dengan Seks
-
Menemukan Tuhan Lewat Seks
-
Yuk, Tebak-tebakan Hasil Pansus!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H