Mohon tunggu...
Bang Asa
Bang Asa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Terpopuler 2010

Tunggu beta bale, sodara!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Isyarat “Noordin” di Balik Dua Jempol Jenderal BHD

17 September 2009   17:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:43 2623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sidik Jari Noordin M Top

[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="Kapolri Jenderal BHD memperlihatkan hasil identifikasi sidik jari yang identik Milik Noordin M Top"][/caption] ADA yang menarik dari Kapolri JenderalBambang Hendarso Danuri (BHD) sebelum mengumumkan hasil penggerebekan Densus 88 di Jebres, Solo, Jawa Tengah. Melalui siaran tivi, wajah Kapolri tampak sumringah. Sambil tersenyum lebar, ia lalu mengangkat kedua jempolnya ketika ditanya wartawan: apakah salah satu dari jenazah yang menjadi korban tewas dalam penggerebekan adalah gembong teroris yang paling dicari Noordin M Top? Jenderal BHD mengangkat dua jempol dari dalam mobil dengan kaca terbuka ketika meninggalkan RS Polri Sukanto, Jakarta Timur, seusai meninjau korban tewas di ruang jenazah, Kamis, 17 September 2009. Bagi saya, fenomena ini tidaklah biasa. Ini adalah sebuah isyarat. Isyarat yang menyiratkan makna bahwa akan ada berita besar dan ekslusif, yang tidak hanya seksi dan diburu oleh wartawan dalam negeri, tapi juga asing. Isyarat akan ada surprise bertalian dengan kinerja kepolisian, khususnya Densus 88 Antiteror terkait pemberantasan teroris di Indonesia. Pokoknya top-lah…!

Dengan isyarat itu, saya pun menunggu dengan harap-harap cemas. Walau demikian, dengan isyarat mengangkat kedua jempol, saya merasa yakin bahwa ini adalah pertanda alamat baik.Dugaan saya, mungkin Noordin M Top termasuk salah satu di antara korban yang tewas. Cuma saja, Jenderal BHD menunggu. moment yang tepat. untuk mengumumkan. Selain itu, mungkin dia akan melapor Presiden dulu, minta petunjuklah, dll, dsb., dst…. Makanya, dipending dulu pengumumannya. Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Nanan Soekarna, Kapolri akan menjelaskan dalam jumpa pers pukul 16.00 di Mabes Polri Jakarta Selatan.

Pada saat jumpa pers yang dijadwalkan, Jenderal BHD tampil begitu meyakinkan. Dia didampingi oleh para petinggi polri lainnya. Sepertinya lengkap, kayak sidangparipurna aja. Kecurigaan saya, polisi akan unjuk gigi di sini. Kenapa curiga? Karena selama ini kan polisi banyak mendapat cemoohan ketika tidak berhasil melumpuhkan target utamanya, Noordin M Top waktu penggerebekan di Temanggung. Padahal konon Noordin sempat berada di situ, namun berhasil meloloskan diri. Jadi kalau salah satu di antara korban yang tewas ini benar-benar Noordin M Top, ya…, di sinilah tempatnya untuk membuktikan bahwa mereka benar-benar bekerja secara maksimal.

Lanjut cerita…,

Melalui tivi, saya memerhatikan raut wajah Jenderal BHD. Tampak dia tersenyum. Senyum yang menurut penerawangan saya (kayak dukun aja) mengambarkan kepuasan. Tapi di balik senyumnya itu, saya melihat sepertinya Jenderal BHD mencoba menahan diri. Saya kian yakin, di dalam jumpa pers kali akan ada top news. Saya kian penasaran. Agak gregetan malah. Seandainya saya ada di depannya, mungkin saya nyerocos: “Cepetan dong Pak dimulai jumpa persnya, Noordin M Top termasuk salah satu korban yang tewas apa nggak sih? “ Beberapa jenak kemudian, Jenderal BHD pun memulai... Intinya, ada empat korban tewas. Pertama, adalah Bagus Budi Pranoto alias Urwah. Dia adalah pelaku pengeboman Kedutaan Besar Australia pada 2003 yang sudah divonis 7 tahun. Urwah yang ahli pembuat bom ini sempat mendapatkan pembebasan bersyarat selama empat tahun, Namun setelah lepas Urwah bermain lagi menyiapkan untuk bom bunuh diri berikutnya di Jati Asih. Kedua, adalah Hadi Susilo alias Adib. Susilo adalah pengontrak rumah di Kepohsari, Jebres, Solo, Jawa Tengah. Ketiga adalah Ario Sudarso alias Suparjo Dwi Anggoro alias Aji alias Dayat alias Mistam Husamudin. Dia ahli pembuat bom, muridnya langsung Dr Azahari, Dan kini tibalah giliran korban yang keempat... Eeh,Jenderal BHD menguraikan lebih dulu bahwa: “…dari tes sidik jari yang dilakukan, terdapat 14 titik kesamaan sidik jari yang bisa dipertanggungjawabkan. Hasil tes tersebut menunjukkan sidik jari jenazah identik dengan DPO yang 9 tahun kita jadikan target untuk kita tangkap….” Saya semakin tak sabar menunggu. Mata saya terfokus pada tivi. Siapa dong Jenderal…? "Alhamdulillah ini kebesaran Allah dia adalah Noordin M Top," tegas Jenderal BHD. Sontak hadirin bertepuk tangan. Saya yang turut menyaksikan melalui tivi di rumah, juga langsung berdiri dan turut bertepuk tangan. Bahkan tidak sadar sempat berjingkrak-jingkrak di depan tivi. Dari tadi kek….! Sekarang kembali ke laptop... Ternyata isyarat dua jempol Jenderal BHD bermakna bahwajasad Noordin M Top termasuk salah satu di antara empat orang korban yang tewas. Kesimpulan itu diambil setelah diteliti sidik jarinya, Dan hasilnya, menurut Jenderal BHD, dapat dipertanggungjawabkan secara yuridis. Kalau sudah begitu, maka mari kita bertepuk tangan, sekali lagi, untuk memberi apresiasi atas keberhasilan polisi Indonesia khususnya TimDensus 88 Antiteror. Mari kita mengacungkan dua jempol kepada Kapolri Jenderal BHD sebagai balasan atas isyarat dua jempolnya. Selamat Jenderal…!!! Makassar, 18 September 2009 Salam Kompasiana, ANDY SYOEKRY AMAL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun