[caption id="" align="alignleft" width="344" caption=" Inilah foto capture dari anggota DPR RI Komisi I Fraksi Demokrat Roy Suryo saat sedang mengikuti paripurna DPR awal Maret lalu. (Kompas.com)"][/caption] BOLEH jadi ini merupakan peringatan bagi anggota DPR agar tidak banyak polah pada saat sidang. Apalagi sekarang, sidang-sidang selalu diliput televisi secara langsung. Artinya, apa saja yang dilakukan terekam kamera dan secepat kilat akan menjadi konsumsi publik. Seperti halnya yang dialami Roy Suryo Notodiprojo. Jika selama ini anggota Komisi I DPR RI dari fraksi Partai Demokrat yang juga pakar telematika tersebut selalu "menentukan" asli atau tidaknya suatu foto atau rekaman, sekarang malah bulan-bulanan "dikerjai" melalui foto dan rekaman. Di berbagai sarana komunikasi, baik televisi, mailing-list, Facebook, Twitter, MMS, Blackberry Messenger, Group BBM, gambarnya yang sedang berhuhu ria sambil ngupil beredar luas. Dan tentu saja Roy tak bisa lagi mengelak. Apalagi gambar tersebut diambil pada saat voting dalam sidang paripurna DPR untuk kasus Bank Century awal Maret lalu. Pada saat itu dua televisi swasta, yaitu Metro TV dan TV One menyiarkan secara langsung melalui acara Breaking News. Terkait dengan iyu dalam siaran persnya kepada Kompas.com, Selasa (9/3/2010), dirinya merasa mengalami upaya pembunuhan karakter, yang dilakukan secara sistematis. Roy merasa upaya sistemastis tersebut kian menjadi, sebab hingga saat ini rekaman maupun foto ngupilnya tersebut masih terus beredar. Meski demikian Roy mengaku tak akan memperpanjang peristiwa yang dirasakan sebagai ketidakadilan tersebut. Sejalan dengan itu, pada bagian awal rilisnya ini, ia memberikan tajuk "Character assasination yang saya alami dan maafkan". Ya, mungkin saja publik bisa memaafkan. Akan tetapi, Roy Suryo, juga para wakil rakyat lainnya tentu perlu mengambil hikmah dari kasus ini. Begitu banyaknya polah anggota dewan yang tidak mencerminkan diri sebagai wakil rakyat saat bersidang. Ada yang bertingkah tak ubahnya pelawak, bahkan ada juga yang terkesan kekanak-kanakan. Dan boleh jadi pada titik ini kita membenarkan apa yang pernah dikatakan Gus Dur, bahwa anggota DPR tak lebih dari taman kanak-kanak. Tentu saja, tidaklah pantas jika wakil rakyat dianalogikan sebagai taman kanak-kanak. Akan tetapi tidak pantas pula jika anggota DPR yang terhormat itu mempertontonkan polah tingkah yang tidak terhormat kepada publik. Olehnya itu semoga saja kasus "huuu" dan "ngupil" ala Roy Suryo ini bisa menjadi peringatan sekaligus pembelajaran. Jadi..., huuu... maafkan jika Roy Suryo ngupil, yaaa...! Salam Kompasiana Kunjungi “artikel” paling hot!!! di
-
- Mengintip Malam Pertama Pengantin Turki
- Gila! ML Berjamaah buat Cetak Rekor Dunia
- Atas Nama Cinta, Saya Hamil dan Dia Dipenjara
- Wow! Orgasme Ratusan Kali Sehari?
- Biarkan Payudaraku Tetap Basah!
- Seks “Tiga Rettong” ala ABG Palopo
- Wow! Bu Bupati dan Pak Wakil Selingkuh?
- Para Penjual Keperawanan
- Duh! 62,7 % Siswi Sudah tak Perawan?
- Pakai Kondom?! Yang Benar Saja!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H