[caption id="" align="alignnone" width="620" caption="Ilustrasi: Kompas.com"][/caption] HARI ini, salah satu isu yang menjadi perhatian besar media adalah terjadinya peristiwa di mana kantor Majalah TEMPO di Jalan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (6/7/2010) pukul 02.45 dilempari bom molotov oleh dua pengendara sepeda motor yang tidak dikenal. Memang dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa dan kerugian materil, namun tentu saja kejadian tidak boleh dibiarkan, karena ini bisa saja menjadi preseden buruk. Sebagai bahan, berikut ini gambaran mengenai kronologis peristiwa tersebut seperti dikutip Tribunnews: Kronologi pelemparan bom molotov oleh dua orang pelaku yang tidak dikenal awalnya terjadi ketika suasana di luar kantor majalah Tempo sedang sepi, petugas keamanan pun saat itu sedang beristirahat untuk makan mie di dalam kantor. Tiba-tiba sebuah sepeda motor datang yang ditumpangi dua orang pengendara dengan mengenakan jaket hitam dan helm tertutup. "Awalnya motor berjalan dari arah Timur ke Barat, kemudian ia berhenti di depan kantor majalah Tempo, satu orang tetap berada di motor, dan satu lagi turun kemudian melemparkan tiga buah bom molotov dari luar pagar ke depan kantor Tempo," terang pimpinan redaksi majalah Tempo Wahyu Muryadi. Setelah melemparkan bom molotov ke depan kantor Tempo sekitar pukul 02.40 WIB, mereka langsung lari dengan menggunakan sepeda motor. "Kita tidak tahu siapa pelaku, namun yang jelas tindakan tersebut merupakan tindakan yang biadab," katanya. Karena karyawan dan petugas berada di dalam kantor, mereka tidak tahu siapa pelaku. Selain itu, perhatian mereka pun langsung tertuju kepada api yang sudah menyala besar. "Kami langsung terkejut mendengar ledakan dan melihat api yang sudah besar, kemudian kita langsung mengambil tabung gas pemadam kebakaran, dan sibuk memadamkan api, sehingga kami tidak mengetahui pelaku," terang Rambat, seorang petugas keeamanan kantor majalah Tempo. Setelah api padam, kami langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek dan Polres terdekat untuk menindak lanjuti kejadian tersebut. Kemudian, tadi pagi, polisi langsung datang dan membawa alat bukti ke Puslafor polisi. "Kedua petugas keamanan kami sudah dimintai keterangan oleh aparat berwajib," kata Wahyu. Untuk itulah, melalui gelar komentar ini diharapkan kompasianer untuk memberikan pandangan dan komentarnya seputar kasus ini. Terima kasih. Salam komentar, ANDY SYOEKRY AMAL (Follow kami di TWITTER dan FACEBOOK) Mari bergabung dengan Grup “Sejuta Dukungan untuk Penuntasan: REKENING GENDUT PERWIRA POLRI” , silakan klikk di SINI Baca juga 10 Tulisan Sebelumnya:
- Mengapa Kantor Majalah TEMPO Dibom?
- Kong X Kong = Polisi?
- Dukung Facebook Larang Pemasangan Foto Puting Payudara!
- Foto-foto Hot: Tertangkap Basah!
- Dukungan Penuntasan Rekening Gendut di Facebook Mengalir
- Alhamdulillah, Mike Tyson Akan Sempurnakan Keislamannya
- Sayco: Argentina Kalah Gara-gara Luna Maya
- “Paul (Gurita Peramal) Itu Anak Mbak Winda…”
- Paul, Gurita Peramal yang Fenomenal di Piala Dunia
- Selir Rina Pulang, Calon Selir Meradang?!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H