[caption id="" align="alignleft" width="285" caption="Rutan Brimob Kelapa Dua (detikcom)"][/caption] TEMUAN Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum dalam sidang ke Rumah Tahanan khusus perempuan Pondok Bambu, membuat banyak orang terhenyak. Ini lantaran dalam sidak itu, Satgas menemukan sejumlah fasilitas khusus di antaranya, pendingin ruangan, televisi, kulkas, ruang lebih besar dari tahanan biasa, bahkan ruang karaoke. Wowww....!!! Sontak temuan ini mejadi menarik karena fasilitas khusus tersebut ternyata diperuntukkan bagi tahanan khusus pula, seperti Artalita alias Ayin, terpidana kasus suap yang juga melibatkan Jaksa Urip Tri Gunawan. Bagi saya, kabar mengenai fasilitas khusus bagi tahanan khusus seperti ini tidaklah terlalu mengagetkan. Saya punya pengalaman mengunjungi seorang kawan yang ditahan dalam kasus korupsi. Tapi bukan di rutan Pondok Bambu, melainkan di Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, pada medio 2008 silam. Di rutan tersebut, pengamanan sangat ketat. Di penjagaan utama, seorang petugas misalnya sempat bertanya, mau besuk siapa? Tahanan kelas elit apa kelas kambing? Dalam benak saya, wah, ternyata ada juga klasifikasi tahanan seperti itu, ya? Saya pun menjelaskan bahwa yang tahanan yang hendak saya besuk adalah anggota DPR. Dan petugas tersebut dengan sikap sempurna menunjukkan tempatnya. "Silakan Pak, itu tuh yang di halamannya banyak mobil mewah." Rutan Mako Brimob ini terlihat begitu megah. Bangunan yang berdiri di atas tanah sekitar 75 x 50 meter ini tak menampakkan sekali sebagai tempat "tahanan khusus" . Gerbang utama tempat keluar masuk petugas dan tahanan maupun pembesuk tak menyorotkan keangkeran. Tampak di halamannya beberapa mobil mewah seperti Alphard dan Mercy terbaru yang terparkir. Rutan tersebut terdiri dari tiga blok. Masing-masing blok berdiri terpisah dengan penghubung berbentuk selasar mirip rumah sakit milik pemerintah. Setiap blok malah terlihat seperti rumah besar dengan pagar tembok bersela dengan tinggi sekitar 1,8 meter membentengi seluruh halaman. Sehingga, seluruh aktifitas di halaman dan selasar Rutan bisa diintip orang yang lalu lalang. Tak tampak adanya jeruji besi seperti di Rutan maupun Lembaga Pemasyarakatan. Begitu mata melihat dengan seksama, jeruji besi baru terihat di ventilasi atas yang lebarnya hanya sekitar 30 cm. Yang membedakan Rutan ini dengan paviliun, yakni di setiap pintu masuk setiap blok, digerbangi dengan pagar besi. Para petugas di Rutan Mako Brimob juga tidaklah seperti petugas di penjagaan yang lengkap dengan baretnya. Mereka malah tidak berpakaian dinas. Tak beda dengan petugas hotel, para petugas tersebut sepertinya siap melayani. Dengan senyum pula. Setelah menunjukkan identitas, saya kemudian diminta untuk mengisi buku tamu lalu dipersilakan untuk masuk langsung ke ruang tamu di blok yang paling ujung tempat sang kawan ditahan. Saat berkunjung, suasana Rutan Mako Brimob lagi ramai. Saya sempat berpapasan dengan Prabowo Subianto yang saat itu membesuk Muchdi PR yang saat itu menjadi terdakwa kasus pembunuhan aktivis HAM Munir. [caption id="" align="alignright" width="299" caption="Salah satu blok di Rutan Brimob Kelapa Dua"][/caption] Di ruang tamu blok, sudah ada sang kawan menunggu. Tampak di meja berbagai jenis kue dan buah-buahan terhidang. Di sudut ruangan, ada sebuah dispenser. Kebetulan saat itu, sang kawan menerima kunjungan seorang Gubernur dari Indonesia Timur. Setelah berbincang sejenak dengan Pak Gubernur di ruang tamu yang dilengkapi dengan sofa dan sebuah kursi goyang itu, saya lalu memberikan isyarat kepada sang kawan jika sebaiknya saya menunggu saja di luar. Namun oleh sang kawan, saya malah diminta untuk menunggu di salah satu ruangan yang bersebelahan dengan sel Jaksa Urip Tri Gunawan, terpidana kasus korupsi yang satu kasus dengan Arthalita. Katanya, ruangan itu adalah ruang shalatnya. Ruang shalat tempat saya menunggu sepertinya bukan ruang shalat biasa . Dilengkapi AC, tempat tidur, lemari pakaian, kulkas, televisi yang tersambung dengan parabola, bahkan perangkat DVD dan video game. Lantainya juga dilapisi dengan karpet. Di "ruang shalat" tersebut, juga ada pembantunya yang siap melayani. "Kalau kamar Bapak di sebelah. Di situ ada Ibu (maksudnya istri sang kawan)," kata si pembantu. Ia menjelaskan bahwa di "ruang shalat" inilah sang kawan selalu menerima tamu khusus. Misalnya kalau ruang tamu blok dipergunakan untuk tahanan lain menerima tamu. Selain itu, katanya, tamu juga bisa bermalam di sini. Wah....!!! Tapi tidak semua tahanan mendapat fasilitas cihuy, loh...!!! Teman satu kasus Ayin, Jaksa Urip Tri Gunawan, misalnya. Saat saya berkunjung di rutan tersebut, selnya biasa-biasa saja. "Terus terang, Mas, saya ini tidak punya apa-apa. Mobil Kijang butut saya saja sudah disita KPK. Untuk saja ada Bapak (maksudnya sang kawan) yang selalu membantu,'' kata Urip kepada saya. Namun tahanan yang lain, wah, cihuy banget. Kalau nggak percaya sebaiknya Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum dalam sidang ke rutan tersebut untuk membuktikan. Pendek kata, bukan saja di rutan Pondok Bambu ada fasilitas cihuy untuk tahanan khusus, tapi juga di Rutan Brimob Kelapa Dua, lho...!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H