Di Negeri Ngotjoleria, hiduplah seorang pria yang bernama Pak Geye. Dipanggil Pak Geye, karena dulunya ia suka bergaya. Mungkin namanya, Geye, diambil dari plesetan"gaya nih yee". Pak Geye dulu bergaya karena emang banyak duit. Ia seorang bekas pegawai negeri yang dipecat lantaran korupsi. Pak Geye dikenal doyan nonton dangdutan. Di mana ada acara dangutan, pasti ia hadir. Kadang ia menyelinap di antara jubelan penonton . Cari posisi yang bagus untuk memuaskan hasratnya dut-dut-nya. Di samping ia juga seorang fotografer yang andal. Pak Geye ini tak kalah dibanding Omjay, yang sukses memotret "Pak Beye dan Kerabatnya". Setidaknya, Pak Geye tidak kalah gaya kalo membidik sasarannya, seperti foto Pak Geye kala memotret pedangdut pujaannya di bawah ini:
Gini-gini, Pak Geye konon masih banyak harta. Meski dulu hartanya banyak disita, namun tidak membuat ia miskin papa. Ia masih punya simpanan ratusan kerbau yang dititip pada kerabatnya. Setiap Idul Adha, nama Pak Geye selalu berkurban. Dan uniknya, ia tidak mengurbankan sapi atau kambing. Melainkan kerbau. Keunikan inilah yang membuat dia makin dikenal.
Suatu hari, ia ingin agar kehidupannya diabadikan. Perjalanan panjang dari seorang pegawai kecil yang kemudian kaya raya karena berkolusi dengan pengusaha-pengusaha gedean. Ia ingin membuka rahasia sejumlah petinggi di Negeri Ngotjoleria. Ia ingin membongkar kebobrokan sistem hukum di NN, berikut mental aparatnya yang dipermainkan olehnya.
Pak geye lalu meminta wartawan NN Firman Seponada untuk membumikan keinginannya itu. Pak Geye selalu teringat akan kata-kata bijak,"Janganlah mati sebelum membuat buku." Pak Geye benar-benar tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Mumpung ada wartawan yang jago nulis. Mumpung masih ada duit untuk menerbitkan bukunya.. bla-bla-blaa....
Lalu yang menjadi pertanyaan di benaknya, apa judul bukunya?
Ada banyak usulan, yang masuk. Ada yang mengusulkan Pak Geye dan Aparatnya", Pak Geye dan Hartanya", dll. Ia pun melempar wacana ini ke sebuah jejaring sosial yang bernama Fesbuk. Ia meminta fesbuker memberi masukan mengenai judul bukunya. Ia ingin masukan yang paling banyak yang akan diterima.
[caption id="" align="alignright" width="256" caption="ilustrasi: Google"][/caption]
Singkat cerita, ternyata usulan yang paling banyak adalah "Pak Geye dan Kerbaunya". Sebuah judul yang tak hanya menggambarkan betapa banyaknya kerbau Pak Geye, yang setiap Idul Adha selalu dikurbankan, tetapi juga perjalanan hidupnya yang banyak menjadikan aparat Negeri Ngotjoleria tak ubahnya seperti kerbau.
Salam kerbau,
Bang Asa
- Pin BB: 230739 EA Catatan: Bagi yang ingin bergabung dalam Komunitas Penulis Kompasiana di Facebook, silakan KLIKK: “Kompasianer Community” atau: http://www.facebook.com/home.php?sk=group_162268430480285&ap=1 Baca juga tulisan sebelumnya:
- Wow… Mbak Depe Polos Iseng Berbugil
- Pak Geye dan Aparatnya
- Tuhan, Kecilkanlah Payudara Kim Kardashian…
- “Kompasianer Community” di Facebook, Gabung Yuukkk…
- “Tulisan Terpopuler” Ngawur di Kompasiana
- Sayembara NN: Kompasianer Terpopuler Dapet Inge…
- Tak Mudah Melupakan Kompasiana
- Kasus Bibit-Chandra dan Prospek Gerakan Facebooker
- Kompasiana, Komunitas Blogger Tidak Waras?