Mohon tunggu...
Berhane
Berhane Mohon Tunggu... lainnya -

Jah Bless us ...d(^__*)b .. Psalm 23 \r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[Puisi] Bukan Hujan Tapi Takdir

25 April 2015   09:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:42 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semalaman...
Derasnya curahan air dari langit
Membasahi bumi
Membawa banyak cerita
.
Wajah suram kaki lima
Keluh pedagang keliling
kesah warung tenda
Rutuk pekerja jalanan
Semua di porandakan
.
Sungai kecil meluap ke latar
Seirama perut perut lapar
Huuufffttt sialan...ini gegara Hujan !
.
Sampai pagi ini..
Masih tersisa lamunan
Menyisakan tangis sedih
Bahkan rintiknya pun membekas dingin
Menembus tulang
.
Anak anakku butuh makan dan jajan
Istriku perlu uang tuk beli beras
Mulutku sendiri asam tanpa kopi dan sebatang sigaret
Aaaahh Andai saja tak hujan...
.
Katanya hujan adalah rahmat
Katanya lagi hujan itu berkat ?
Tapi pagi ini mengapa kami kelaparan ?
Dimana keadilan Tuhan ?
Ini bukan hujan...tapi ini adalah takdir !
.
@omahantik,mj9
BS,20140425

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun