Mohon tunggu...
Berhane
Berhane Mohon Tunggu... lainnya -

Jah Bless us ...d(^__*)b .. Psalm 23 \r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

'TUK' Riwayatmu Kini

3 Februari 2014   21:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:11 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telephone Umum Koin , Riwayat mu Kini Tergerus oleh kemajuan jaman dan tehnologi, itulah nasib telephone umum koin yang begitu pentingnya dulu sekitar tahun 90an sebagai alat komunikasi . kini, sudah terganti dan di tinggalkan oleh peran telephone genggam alias ponsel. banyak cerita menarik dan unik kalau mengingat TUK (singkatan telepon koin). dari mulai anak Abg sampai kakek nenek mempunyai kisahnya tersendiri. Bagaimana tidak bila waktu itu TUK sebagai satu-satunya alat komunikasi yang mudah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat umum . di sepanjang jalan , di dalam mall sampai perkantoran selalu ada. seturut perkembangan dari berbentuk box juga perangkatnya menjadi Telephone umum kartu bahkan chips. Saya masih ingat betul bila setiap kali mau menelepon seseorang harus ngatri dan setelah nya sudah di antri oleh orang lain. sementara pembicaraan kita di dengar bila tidak sambil berbisik. di dalam hati sering ngedumel bila kita menunggu terlalu lama orang di depan kita yang asyik bertelepon ria. sampai sampai dulu ada film komedinya warkop yang menayangkan adegan orang orang menunggu alias ngatre telepone di TUK, yang deretanya panjang mirip kereta kelinci atau antri beras. Begitu juga saat malam minggu tiba, dimana para remaja atau muda mudi sedang pedekate. di bela belain nukar receh uang koin sampai kantong saku penuh. eh, sedang asyik nelpon sudah di antre . akhirnya terputus dulu dan baru di lanjut setelah sepi pengguna. kuping rasanya sampai pengeng bin merah karena terlalu lama , biarpun sudah berganti kuping kanan atau kiri. Waktu muda saya orang nya suka iseng. saya terkadang menelpon orang dengan sembarang alias ngawur nomornya. asal pencet nomor dengan maksud ngerjain siapa saja yang bisa jadi sasaran. begitu ada yang mengangkat di ujung telepon sana langsung saya matiin, kemudian redial lagi sampai berulang ulang. kadang juga saya bilang " halo..? apakah ini pemadam kebakaran ? " , padahal jelas jelas itu bukan nomornya pemadam. atau pernah saya bilang begini "halo..? apa ini pabrik celana dalam  ? " , hahaha... saya bisa membayangkan bagaimana reaksi orang di sebrang sana pasti kebingungan. tapi itulah keusilan saya di antara puluhan keusilan lainnya dengan TUK. oiya ,  malah ada teman yang membuat koin dengan di beri tali. jadi setiap kali koin masuk dan ada nada sahut langsung di tarik lagi, dan itu selalu di ulang ulang. sebenarnya banyak trik menggunakan TUK atau Telepon kartu dengan gratis. tapi biarlah itu tinggal kenangan saja seperti Telepon Umum Koin yang saat ini riwayatnya juga tinggal kenangan . Dulu saya bisa menggunakan telepon kartu dengan gratis. bisa untuk menelepon interlokal sepuasnya. sampai yang saya telpon kebingungan karena di kira pulsa di kartu saya banyak saldonya. kan dulu ada kartu untuk menelpon dengan telepone umum kartu. saldo nya beragam . sehingga kadang ada yang mengkoleksi kartunya . katanya sih ada yang bisa di isi ulang , entah lah saya sudah lupa .sekarang kemana ya itu semua ? hilangkah di telan jaman ?

1391436786397890725
1391436786397890725
1391436918381716959
1391436918381716959
Anda juga punya kisah dengan Telepon umum koin atau kartu ? ^_^ SALAM BS, 2014 image: id.wikipedi.org/kompas.com/jimmy63.blogspot

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun