Mohon tunggu...
Andyna Sary
Andyna Sary Mohon Tunggu... -

Pesolek aksara. Pencumbu segara.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sendangsono: Menyapa Bunda Maria Dalam Goa

17 Juli 2012   14:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:52 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Hai Bunda Maria. Udah lama nggak ketemu. Terakhir pas aku masih sekolah di Tarakanita.”

image
image
Begitu kira-kira monolog tokoh Ambar dalam film berjudul ”3 Hari Untuk Selamanya”. Film bergenre road movie garapan sutradara Riri Reza ini rupanya mengambil adegan tersebut di sebuah kapel tersembunyi. Sendangsono namanya. Istimewa karena tempat ini membalut wisata religi dengan hijaunya alam hutan rindang. Berikut hasil intipan saya bersama Gebrakers di sisi barat kabupaten Kulon Progo.
image
image
image
image
Sendangsono hakikatnya adalah salah satu Goa Maria Lourdes dengan tipikal taman wisata yang sangat mudah untuk dikunjungi. Jalur masuk cukup bersahabat. Hanya dibutuhkan waktu 1 jam 15 menit dari pusat kota Jogja. Sepanjang area menuju gerbang utama dipadati kios milik penduduk sekitar. Merekalah para penjaja rosario, buku doa, patung ukir, lilin suci, air suci, dsb. Jelang Paskah ataupun Natal akhir tahun, biasanya mereka akan kebanjiran pengunjung yang membeli dagangannya untuk bekal ziarah.
image
image
image
image
image
image
image
image
image
image
Memasuki bagian dalam pun semakin menambah nilai spiritual. Segi bangunan hingga taman benar-benar terawat dan bersih. Saya tidak menemukan secuil sampah disini. Pun saat mengikuti jalur berundak dengan bebatuan semen. Dari ujung ke ujung, kita bisa menyimak diorama kisah penyaliban Yesus di Jerusalem. Ada juga sebuah Kapel Tri Tunggal Maha Kudus. Bersebelahan dengan semi goa berhias patung besar Bunda Maria, dimana kakinya dipenuhi lilin wangi dan bunga-bunga segar dari para pendoa. Bonusnya? Kicauan ramai burung dan percikan air sungai menjadi audio yang natural sekali. Embrace! Dominasi pepohonan tua dan hijau sebagai ciri khas hutan memang pilihan yang amat tepat disandingkan dengan fasilitas ibadah. Bagi pengunjung non Katholik pun rasanya tetap menyenangkan untuk sekedar berfoto. Udara sekitar juga sejuk mencumbu permukaan kulit. Hening. Damai. Menenangkan.
image
image
image
image
Jika Anda tergelitik ingin merasakan sensasi Sendangsono, saya sarankan untuk membawa mobil pribadi atau rental mobil saja. Tidak ada harga tiket atau distribusi liar yang harus dibayar untuk masuk kesini, kecuali parkir. Jelajahi Negeri Dengan Tawa, Andyna Sary 16 Juli 2012 Photos by: Akbar Hakimi, Niken Andriani, Fajar NF, Wego ID, Dokumentasi Film “3 Hari Untuk Selamanya”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun