Mohon tunggu...
Andy Fitrianto
Andy Fitrianto Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang waktu kecil pengen jadi baja hitam robo

a father, a teacher, a runner

Selanjutnya

Tutup

Trip

Bristol Diaries Part One : Suhu

20 September 2024   19:18 Diperbarui: 20 September 2024   19:19 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Hari ini tepat 10 hari saya menginjakkan kaki di Bristol. Salah satu propinsi (atau kabupaten?) di Inggris raya yang terletak di selatan pulau besar ini. Ada banyak hal tentang Bristol dan proses belajar disini yang akan saya bagikan. Tapi mungkin akan saya ceritakan bagian per bagian agar kiranya teman-teman bisa mendapatkan pandangan dan turut pula merasakan seperti apa hidup di kota berbukit ini.

Pada bab ini saya akan berkabar tentang suhu. Suatu hal yang paling terasa dan cukup menyiksa saya hingga kini. Sebagai orang pesisir, saya terbiasa hidup dengan angin laut dan suhu panas. Pulau Belitung selalu konsisten dengan suhu hangat nan panas. Rata-rata angka 28-34 adalah suatu keseharian yang umum bagi pulau indah nan eksotis tersebut. Dari angka tersebut, saya tiba-tiba saja harus hidup di tempat dengan suhu berkali lipat lebih rendah. Ketika saya baru menginjakkan kaki disini untuk pertama kali, suhu menyentuh angka 5' di pagi hari. Itu berarti enam kali lipat lebih dingin daripada suhu Belitung Timur. Dengan suhu serendah itu,saya menggigil seharian bahkan dengan balutan 2 jaket sekalipun.

Imbas dari temperatur dingin ini saya mulai menghindari air. Perlu 3 hari bagi saya untuk berani memutuskan mandi. Air hangat sebenarnya tersedia. Tapi setelah selesai air hangat itu membasahi tubuh, justru rasa dingin itu semakin menguat. Saya kemudian ingat pesan orang-orang jaman dahulu, ketika dingin kita justru harus mandi air dingin agar badan kita terbiasa. Tapi ini bukan semata soal terbiasa. Ini adalah suhu yang jauh dari batas kemampuan saya sebagai manusia tropis. Alhasil saya harus menunggu matahari beranjak tinggi dan suhu mulai merangkak naik, untuk menunaikan mandi pertama saya.

Tantangan berikutnya adalah soal berwudhu. Ketika air menyentuh permukaan kulit, dinginnya membuat trauma. Keran air panas dan air dingin yang terpisah membuat saya sulit untuk mencampur air hangat. Dan wudhu untuk sholat subuh adalah yang terberat. Sudahlah dingin, harus terkena air dingin pula. Alhasil setiap kali sholat subuh, saya selalu menggigil kedinginan. Tapi belakangan masalah ini terselesaikan karena saya akhirnya menemukan kamar mandi lain yang keran air panas dan air dinginnya menyatu sehingga dapat dicampur menjadi air hangat.

3 hari pertama saya selalu mengenakan jaket tebal kemanapun saya berada. Bahkan di dalam kosan sekalipun. Didalam kosan sebenarnya ada semacam penghangat ruangan disetiap kamar. Tapi setelah saya otak-atik, penghangat ini tidak berfungsi sama sekali. Saya kemudian mengeluh ke beberapa teman kosan saya yang berasal dari berbagai negara, mereka kemudian akan berseloroh dengan hal yang sama "Hey Andy, it's still summer! They will only turn it on, in winter!" saya kemudian berfikir, jika summernya saja seperti ini, bagaimana dinginnya winter?

Tapi Syukur Alhamdulillah Allah menciptakan tubuh manusia dengan luar biasa. Tubuh ini akhirnya mulai beradaptasi setelah satu minggu disini. Dingin itu masih terasa, tapi otak mulai mengabaikannya. Bristol sesungguhnya adalah salah satu wilayah paling hangat ketimbang propinsi lainnya di Inggris. Semakin ke utara, suhu akan semakin dingin beberapa derajat celcius. Jadi ketimbang kawan-kawan saya yang berada di Edinburgh ataupun Glasgow, apa yang saya alami sebenarnya tidak ada apa-apanya. ketika menulis tulisan ini matahari sedang bersinar Terik-teriknya dan temperatur sedang tinggi-tingginya.

Gawai saya memberitahukan jika suhu terkini adalah 12' di pagi hari dan akan naik perlahan menjadi 18-20 derajat di siang hari. Saya mulai melihat ini sebagai peluang. Peluang untuk mandi dan menjelajah kota sore nanti. Suhu setinggi ini tidak akan terjadi sepanjang bulan. Musim akan berganti dan suhu yang lebih dingin telah siap menanti. Jadi ketimbang meratapi dinginnya hari, saya memutuskan untuk menghidupkan keran kamar mandi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun