Mohon tunggu...
Andy Fitrianto
Andy Fitrianto Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang waktu kecil pengen jadi baja hitam robo

a father, a teacher, a runner

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Risol Paling Enak Sealam Semesta, Menimbang Peluang Bisnis Kuliner

18 Juni 2024   12:32 Diperbarui: 18 Juni 2024   12:34 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal jadi CPNS, yaitu era 2014-2016, saya sempat menjalani bisnis kuliner. Ketika itu sekolah tempat saya mengajar baru saja selesai dibangun, jadi belum ada fasilitas kantin. Hal ini tentu saja menimbulkan chaos. Anak-anak yang kelaparan saat istirahat siang tidak memiliki akses untuk makan siang gratis, eh maksudnya makan siang bergizi. Alhasil saya melihat Hal tersebut sebagai peluang. Saya Dan istri kemudian berjualan nasi goreng, tahu goreng, pisang goreng, bakwan Dan komoditas paling di nanti kala itu ; Risol

Hemm, khusus risol, biasanya itu urusan saya yang membuat. Saya benar-benar totalitas membuat risol kala itu. Bahan-bahan utama seperti wortel Alaska, kentang Madagaskar Dan suiran Ayam Suriname saya olah sedemikian rupa dengan resep rahasia yang bahkan istri saya pun tak boleh tahu.

Waktu berlalu, masa berganti, pada pertengahan 2016 akhirnya kami berhenti jualan makanan bergizi karena kami berdua tak sanggup melakukan semua proses memasak yang melelahkan tersebut.

Hari ini, saya mencoba mengingat kembali sambil mempraktikkan resep rahasia risol terbaik sealam semesta yang dulu pernah membuat puluhan murid saya terpesona. Ternyata kemampuan saya belum luntur dan resep itu masih akurat dalam menghasilkan produk terbaik yang nikmat tiap gigitannya seperti naik ke langit ke tujuh.

Saya juga sedang melatih dan mengembangkan kemampuan memasak saya untuk menu-menu sederhana lainnya. Dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan lagi saya akan memulai studi S2 di negara yang tidak tersedia warteg ataupun warung padang. Konon, menurut para senior disana, dengan memasak sendiri masakan sehari-hari, saya bisa menghemat 60% pengeluaran yang harus di atur secara cermat dan hemat.

Bisnis kuliner, pada dasarnya sangat menggiurkan. Ketimbang berjualan perabot ataupun bumbu dapur seperti yang saya geluti saat ini, kuliner sebenarnya menjanjikan margin yang lebih tinggi. Tapi di sisi lain, bisnis kuliner itu memiliki resiko yang lebih besar dan usaha ekstra yang melelahkan.

Pada bisnis komoditas lain, perabot misalnya, kita hanya perlu mencari supplier termurah, kita beli lalu kita jual dengan margin tertentu. Tak perlu margin banyak. 30% harusnya sudah menjadi angka maksimal agar harga komoditas yang dijual tetap bersaing. Yang kita lakukan berikutnya hanyalah mempromosikan barang dagangan itu, lalu menunggu umpan kita disambar oleh konsumen. Tak perlu letih untuk memasak, tak perlu pula bangun pagi buta untuk ke pasar membeli bahan. Tak ada pula batas waktu yang membebani karena barang yang kita jual tak akan basi biarpun tahun berganti. Keuntungan yang didapat dari penjualan per-item memang kecil, tapi hal tersebut selaras dengan resiko dan usahanya yang juga minimalis.

Hal yang sama tak berlaku pada usaha kuliner. Usaha fast moving ini umum mencetak margin diatas 40%. Bahkan pada banyak kasus margin bisa di buat hingga 100% dari harga modal. Namun demikian, bisnis ini mensyaratkan kita untuk bergerak cepat dan dinamis. Barang yang kita jual memiliki masa aktif yang singkat. Untuk makanan basah seperti risol misalnya, harus habis di hari yang sama dengan waktu pembuatannya. Proses pembuatannya pun memakan banyak waktu dan energi jika semua hal dilaksanakan sendiri. Tapi ketika usaha ini sudah menemukan jalannya dan ketika para konsumen sudah merasa klik dengan rasa dan kualitas pelayanan, biasanya usaha ini akan menghasilkan pundi-pundi yang menakjubkan.

Membuka usaha kuliner mungkin akan jadi rencana saya kedepan pasca menyelesaikan study, tapi saya percaya bahwa usaha kuliner perlu riset yang lebih dalam. Mulai dari riset Lokasi, jenis makanan yang mungkin laris, konsep penataan tempat, cara kerja dan pelayanan, dan tentus saja riset mendalam tentang bagaimana mencipta kepuasan melalui nikmatnya rasa.

Teman-teman yang punya pengalaman di bidang bisnis kuliner, boleh dong dibagi pengalamannya. Sembari itu, yuk mari dicicip risol paling enak sealam semesta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun