#2
Ku tulis surat ini, dikala matahari ingin bersembunyi.
Bagaikan ilalang-ilalang yang gelisah di terpa angin sore hari.
Mendera anak burung itu, tatkala kuning menghangatkan kepakan sayapnya.
Lalu lalang ia,
seolah mencari tempat persembunyian matahati.
Kutulis surat ini, dikala rindu membias biru.
Dan beberapa helai ilalang-ilalang yang tak lagi gelisah; diterpa hangat tubuhku, disapa senyum bibirmu.
Bisakah kuning itu lebih dekat?
Aku ingin seperti anak burung.
Tidak menjadi ilalang.
Biarlah mendera,
karena jarak jauhmu adalah lara.
Biarlah terus mencari,
karena jika berhenti, aku ditunggu malam dan mati.
Karya An.
17:33-18:18