Mohon tunggu...
Andy Ferdiansyah
Andy Ferdiansyah Mohon Tunggu... Administrasi - @panggilkole

Jangan khawatir dan merasa sendiri di dunia ini, bahwa ketika kamu berpikir saat itulah kesendirianmu telah berakhir.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Leksikograf di Era Digital

29 Mei 2021   01:17 Diperbarui: 29 Mei 2021   01:33 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkumpulan pekamus seluruh Indonesia di bentuk pada tahun 2016 lalu, dalam hal penyelenggaraan seminar leksikografi di Indonesia ini diharapkan menjadi diskusi khusus dalam agenda rutin yang dicanangkan dalam upaya pengembangan informasi penyusunan kamus. 

Agenda rutin seminar ini peserta berasal dari berabagi macam profesi seperti dosen, guru, penerjemah, penulis, dan mahasiswa. Dimana agenda rutin ini di selenggarakan oleh Perhimpunan Pekamus Seluruh Indonesia yang bertujuan sebagai sarana diskusi para pekamus dalam hal pengembangan-pengembangan penyusunan kamus. 

Kendati demikian, di era siber saat ini perkembangan teknologi informasi telah menjadi sasaran utama dalam perencanaan, pemeliharaan, dan pemanfaatan sebagai sarana berkembangnya kamus bahasa Indonesia. 

Kamus Besar Bahasa Indonesia seperti yang kita tahu saat ini telah memiliki akses secara daring, dimana para praktisi teknologi informasi ikut andil dalam upaya penyusunan kamus. 

Dalam hal ini, seluruh elemen tenaga ahli dibidang leksikograf dan teknologi informasi terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. 

Peranan leksikografi atau penyusun kamus kini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah mendorong untuk menjadi profesi. Dimana pemerintah terlihat berupaya untuk menghadirkan tenaga ahli yang profesional dikarenakan jumlah bahasa di Indonesia yang lebih banyak dari tenaga ahli dibidangnya. 

Upaya-upaya yang dilakukan seluruh elemen terkait dalam hal identifikasi dan pelestarian bahasa baik yang sudah teridentifikasi dan yang belum teridentifikasi perlu terus di dukung karena peningkatan yang diupayakan akan menjadi langkah yang baik dalam mendukung gerakan literasi yang berujung pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

Saat ini jumlah bahasa yang telah teridentifikasi tercatat naik, dari sebelumnya berjumlah 668 bahasa kini menjadi 788 bahasa di 34 provinsi. Angka tersebut tidak hanya menjadi angka pencapaian saja, adapun upaya dalam pelestarian bahasa daerah seperti adanya seminar-seminar tersebut. 

Tujuannya memperkenalkan, upaya meningkatkan kemampuan, dan proses kreatif yang perlu di diskusikan secara luas. Oleh karenanya, leksikograf perlu berkembang lebih cepat dalam proses identifikasi dalam upaya mengimbangi bahasa-bahasa yang ada di Indonesia agar kekayaan kebahasaan dapat terus terjaga. 

Kemajuan teknologi informasi harus dapat di manfaatkan secara tepat, walaupun di sisi lain perlu adanya proses perencanaan yang benar-benar harus dipersiapkan secara menyeluruh dan mendetail. Tantangan leksikograf di  era siber saat ini memang menjadi renungan untuk kita semua sebagai profesi dibidangnya. 

Kendati demikian, tetap saja semua kembali kepada sumber daya manusia yang ada, tenaga ahli yang andal, kecerdasan, dan proses kretif tidak dapat digantikan dengan berbagai macam kemajuan teknologi. Namun, di era siber saat ini semua aspek pendukung dalam upaya peningkatan khasanah kekayaan bahasa mau tidak mau harus berdampingan dengan seiring berkembangnya teknologi seperti di era industri 4.0 saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun