Mohon tunggu...
Andy Dharma
Andy Dharma Mohon Tunggu... -

Andy Dharma lahir: 17-10-1973, saat ini tinggal di Batam, berprofesi sebagai ahli therapis, juga mengajar THAI CHI I CHING dan MEDITASI. Alamat sekretariat THAI CHI I CHING di ruko Mega Legenda BLOk A 3 no:18 BATAM - KEPRI. Email: andytaichi@yahoo.com. BLOG: http//taichiiching.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menbebaskan Diri dari Kilesa

23 Februari 2011   13:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:20 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kilesa adalah berasal dari bahasa pali yang berarti kekotoran batin.
Selama kilesa masih mengikuti dan ada di pikiran atau batin kita maka kita tak akan pernah benar benar bahagia.

Bentuk bentuk kilesa itu sendiri antara lain kegelisahan , ketakutan ,kebenciaan,kemarahan serta kebodohan dan lainnya.
Inti ajaran para suci sebenarnya sederhana yaitu mengajarkan kita suatu metode yang bertujuan pelenyapan semua bentuk kilesa dalam pikiran dan batin kita.

Sumber utama dari kilesa adalah tanha atau keinginan , apalagi di abad modern ini sekarang manusia begitu memuja dan selalu mengejar keinginan keinginan dalam hidupnya.
Mereka mengira kebahagian ada diluar dirinya ,mereka mengira dengan terpenuhinya segala keinginan dalam hidupnya maka mereka akan bahagia.

semua bentuk kesenangan dari pengejaran dan pemuasan dari sebuah keinginan bukan tak ada , dia ada namun dibelakang itu anda akan mendapatkan rentetan penderitaan akibat terpenuhinya sebuah keinginan anda.

Ibarat seorang yang ketika haus dan minum air laut maka semangkin ia minum malah semangkin ia haus dan akhirnya dia akan mati keracunan atau mati tersedak oleh air laut itu.

Seorang yang diangap suci disebuah kota pada suatu hari mendapatkan kunjungan dari seorang raja , kemudian rajapun heran melihat kebahagian orang suci itu yang terpancar lewat wajahnya ,padahal ia hanyalah tidur tanpa alas disebuah gubug reot.
Iapun bertanya dengan penuh heran "wahai orang tua mengapa engkau bisa berbahagia dengan kehidupan yang miskin dan sederhana ini ? sedangkan aku memiliki istana mewah dan kekuasaan serta istri istri yang cantik malah tak bisa sedamai dan sebahagia engkau "

Sang bijakpun menjawab:
"Aku bahagia dan damai karena sudah bebas dari keinginan maka setiap saat aku selalu sadar bebas dari kilesa apapun yang terjadi menimpa tubuh fisikku tak akan lagi mengangu batin dan pikiranku"

Bebas dari keinginan beranikah kita mencoba?
Melepaskan semua beban dalam pikiran dan batin kita beranikah kita memulainya?
Bebas dari kilesa itulah puncak kebahagian kita , itulah surga di dunia yang akan mengantar kita menuju kebahagiaan tak terbatas.

Cibinong , menjelang malam...

Salam damai selalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun