Mohon tunggu...
Andy Azmin
Andy Azmin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

:)hanya pengen belajar menulis bagus..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saatnya memecat boss anda..

25 September 2011   02:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:38 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“bos kita gila kali ya.., ngk bisa hitung-hitungan kali ya?” seorang Salesman protes kehadapan teman sekantornya. Hmm protes apa curhat ? J. “kenapa? “ Tanya temannya. “Tahun lalu kalo di itung-hitung gw jualan sampai jutaan euro buat perusahaan.. masa tahun ini naik gaji Cuma segini..” sahutnya complain. “ya elo nikmati aja lah..” sahut temannya seadaanya.

Dalam dunia kerja sekarang ada juga yang disebut politik, tepatnya politik kantoran. Bos sama karyawan selalu ngk pernah nyambung, pasti berseberangan. Berbagai upaya buat memadukan dua kubu ini tapi ujung-ujungnya tetap tidak selaras. Mungkin bener pendapat Karl Marx (bukan Richard Mark ya..)tentang perburuhan. “Nabi” bagi kaum buruh ini dari dalam intisari bukunya ‘Das Kapital’ dari tahun 1860an udah wanti-wanti ‘bos dan buruh ngk bakalan pernah kompak’. Kalo sekarang kelihatan ‘selaras’ ya diusahakan siselaras-selarasin. (maksa) J

Udah pasti banyak karyawan yang “musuhan” sama bossnya. Musuhan itu bisa keliahatan dalam hubungan mesra siang dikantor malam di café (baca : menjilat J) atau juga ada type kedua terang-terangan musuhan lewat protes-protes, bersuara keras di rapat-rapat, menggalang massa atau bentuk lainnya. Ciri-ciri type kedua ini : sering nyari korek api nyalain kompor buat ngomporin karyawan lain. Ada jenis ketiga yang berada ditengah-tengah yang mungkin justru lebih bahaya. Type ini dikantor sangat dekat dengan boss, mesra didepan boss, tapi jika boss ngk ada mulai ngomporin dan memandang minus system management di kantor. Type yang mana anda? Hehehe…

Diliat kehidupan sosial di Indonesia sekarang ini, sepertinya ada yang salah. Yang namanya pengusaha semakin-semakin kaya. Karyawan yah gitu-gitu aja, cenderung menuju miskin, kalo garis kemiskinan ngk digeser makin ke bawah ya tetep sihmasih diatas garis kemiskinan J. So, udah pasti banyak karyawan.. mungkin 100% karyawan bercita-cita jadi pengusaha, buka usaha sendiri jadi bos sendiri. Berbagai alas an mendasari -pemikiran mereka : biar ada kebebasan, ngk ada yang perintah-perintah, ngk ada deadline dari orang lain, dll,dsb.. tapi disisi lain ngk sedikit yang mantan karyawan sekarang mencoba buka usaha sendiri mengeluh, “enakan jadi karyawan ya, gajian dah pasti, ngk pusing kondisi perusahaan, ngk urus macem-macem ini itu..” lha, jadi gimana dong ? J

Ada lagi survey (atau hanya hitung-hitungan) menarik tentang pendapat pengemis di Jakarta yang angkanya sungguh fantastis jika dibanding dengan karyawan biasa. Hasil survey ini banyak beredar di group-group Blackberry atau di miling list atau social network di internet. Tentunya banyak-banyak comment balik dari yang baca survey itu. Bayangkan pendapat seorang pengemis di lampu merah tertentu di Jakarta bisa mencapai angka puluhan juta dalam hitungan sebulan. Hasil ini didapat dari hasil perhitungan berapa menit lampu menyala merah, berapa mobil yang memberi saat sekian menit itu, berapa kalo lampu merah itu menyala dalam seharian itu, dikali nomila yang diterima permobil, dikali 25 hari dalam sebulan karena pengemis juga butuh liburan. Hehehe sungguh angka pendapatan perbulan yang ngak sedikityang jadi dambaan karyawan biasa di Jakarta. Betul ?

Dalam situasi kantor, pada akhirnya banyak jadinya karyawan yang “ngakalin” management (kalo ngk mau di baca : korupsi). Ngk heran kalo ada aja di meja accounting ada bon palsu, kwitansi aneh, atau bill restaurant yang sedikit mencurigakan dari karyawan untuk nambah-nambah pendapatan. Itu cara-cara yang “wajar” untuk mengkompensasi kekurangan-kekurangan dari segi magement (menurut karyawan J ). Blom lagi kalo kita liat yang plat merah yang biasa dengan pepatah: “gaji boleh kecil, tapi pendapatan besar” :D. itupun masih tetap ngomel-ngomel protes ke boss baik protes langsung atau protes lewat teman-teman sejawat dibelakang boss.

Kembali ke cerita salesman tadi, ya mungkin dia dah bosen jadi karyawan, seperti sebagian besar karyawan lainnya. Udah banyak dia ikut seminar seminar untuk jadi pengusaha, ikut seminar motivator dari James Gwee, Tung Desem W, sampai yang gratisan di Mario Teguh Golden ways.. J. Mau tetap karyawan, mau banting stir jadi pengusaha? Well, semua kembali ke kita masing-masing lagi khan?

“kalo gini terus tiap tahun, mending gw pindah atau gw buka kantor sendiri deh.. capek gw sama boss kita..” lanjut si salesman dengan semangat protesnya..

“bukannya jadi pengusaha juga pusing..” bales rekannya..

“iya sih..”

“ya kalo mau teteup ngk suka ama boss kita.. ya mungkin ini saatnya memecat boss anda .. dan silahkan cari lampu merah terdekat .. “ hehehehhee J

Jakarta, 25 Sept 2011.. hari gajian (Seharusnya..)

Andy Azmin

31563DEE

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun