Mohon tunggu...
Andy Naburju
Andy Naburju Mohon Tunggu... -

Diberkati untuk menjadi berkat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengasihi Orang yang Berbuat Jahat?

4 Juli 2012   02:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:18 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membayangkan luka yang sangat menyakitkan ketika seseorang disakiti, mampukah hati ini memberikan pengampunan kepada orang yang telah memberikan sakit yang sangat dalam? Bagaimana jika orang itu dengan tega telah membunuh orang-orang yang terkasih? Adakah pintu maaf kepada orang seperti Westerling? Mungkinkah keluarga korban bom Bali mampu mengasihi mereka yang telah membunuh orang yang mereka kasihi? Sanggupkah korban pemerkosaan memberikan maaf kepada mereka yang telah memperkosanya?

Di suatu saat, pernahkah saya sebagai orang jahat? Jika menimbang ukuran kejahatan, mungkin saya tidak sejahat mereka yang pernah membunuh atau memoperkosa. Tetapi dihadapan Tuhan sikap benci, marah, iri, dengki, korupsi, berbohong, dan banyak perkara "kecil" lainnya,  semuanya itu menjadi bagian dosa yang tak layak dihadapan Tuhan.

"Mati kau", menjadi keputusan terakhir kah? "Semoga neraka menjadi bagianmu", menjadi doa pamungkas kah? "Aku kan bukan malaikat, bukan pula Tuhan. Manusiawi jika saya dendam dan menghukum mereka yang telah berbuat jahat."

Tidak mudah dan "tidak mungkin" untuk membuka ruang ampun bagi mereka? Ya, saya pikir sangat tidak mudah tetapi "mungkin" untuk memberikan maaf. Kasih manusiawi kita memang tak mampu. Kasih manusiawi kita selalu toleransi dengan luka batin. Karena itulah kasih manusiawi kita hanya mampu memberi maaf kepada perkara-perkara kecil tetapi akan sangat lumrah untuk membenci dan menghukum mereka yang telah mengiris luka dalam di hati.

Persoalan baru dan sangat menyakitkan  adalah ketika membangun dendam dan amarah di dalam diri sendiri. Dendam dan amarah serta manifestasi luka batin lainnya  lambat laun bisa menghancurkan diri sendiri. Persoalan baru ini tentu tidak mudah untuk diselesaikan. Karena itu ada saatnya kita memberi ruang penghukuman kepada penegak hukum  atau kepada Tuhan. Sangat tidak mudah untuk merelakan hati membuang dendam dan amarah, apalagi memberi ampun bagi mereka. Tetapi, jika seandainya hati bisa dibebaskan dari amarah dan dendam kemudian memberikan pengampunan, kasih Ilahi telah menjadi bagian diri. Karena kasih Ilahi adalah kasih untuk semua orang.

Mengasihi orang yang telah berbuat jahat, mungkinkah? Bagaimana memulainya??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun