Mohon tunggu...
Fitriandi Agus
Fitriandi Agus Mohon Tunggu... -

Seorang Minangkabau yang terdampar di Banda Aceh.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seringgit Itu Berapa?

3 Mei 2011   05:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:07 3608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada si Buyung kecil berumur 9 tahun pergi ke pekan. Pulang sekolah pukul 12 diminta uang sama maknya dan dikasih 500 rupiah. Dengan jalan kaki sekitar 4 kilo sampailah si Buyung di pekan. Sampai di pekan dia langsung ingat sate yang diidamkannya. Dengan ketupat 2 potong dan daging 2 tusuk, maka terbayarlah dia 100 rupiah. Lalu dia minum es tebak di tempat nenek langgananya. Di samping enak, es tebak nenek itu juga murah yaitu hanya 50 rupiah. Dengan sisa uang 350 dia berjalan di sepanjang los dan payung yang ada di pekan itu.

Sewaktu sampai di tempat pedagang yang berjualan kelontong dia melihat sebuah rantai anjing yang bagus. Karena tertarik maka dia mencoba bertanya kepada si pedagang

“Bara ko ciek, Pak?” (Berapa rantai ini satu, Pak?)

“Saringgik!: (seringgit!)

???? (tanya si anak dalam hati, tapi malas/malu bertanya, o.... mungkin seringit itu 500 rupiah)

“350 bisa, Pak?

“Ambiaklah”! (Ambillah!)

Dengan senang hati si anak pulang dengan membawa rantai anjing baru dan juga dengan harga yang ditawar lebih murah daripada harga sebelumnya. Sesampai di rumah langsung diperlihatkan kepada maknya rantai anjing itu dan harga belinya.

Beginilah pembicaraannya:

“Mak, wak mamboli rantai anjiang”. (Mak, saya membeli rantai anjing)

“Iyo rancak, bara Ang boli”? (Bagus sekali, berapa kamu beli)

“350 rupiah nye mak. Nyo maagoan ka awak saringgik. Tu wak ago 350, amua ajo inyo.

(350 rupiah saja, mak. Dia memberi harga seringgit, lalu saya tawar 350, mau saja dia)

“We....pampam! Tantua namua inyo, nyo jua 250 rupiah, wak Ang ago 350. Sia ndak ka namua tu. (tentu mau dia, dia menjual 250 rupiah, kamu menawar 350 rupiah. Siapa yang ndak mau?)

“Ha?...... Saringgit tu 250 rupiah tu? (Ha.....seringgit itu sama dengan 250 rupiah)

“Tu..la batanyo-tanyo dau.(Itulah perlu bertanya dulu)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun