Mohon tunggu...
a_selaludihati
a_selaludihati Mohon Tunggu... Guru - Andy Hermawan

Terlahir dengan nama Andy Hermawan, saat ini berprofesi sebagai edupreneur dan pendongeng.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Hati Sobat Ambyar yang Benar-benar Ambyar

5 Mei 2020   14:50 Diperbarui: 5 Mei 2020   15:06 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Janjine lungane ra nganti suwe-suwe
Pamit esuk lungane ra nganti sore
Janjine lungane ra nganti semene suwene
Nganti kapan tak enteni sak tekane

Penggalan syair di atas merupakan kutipan lagu berjudul Bayu Langit, menggambarkan situasi yang saat ini dirasakan oleh seluruh sobat ambyar dimanapun berada. Hati para sobat ambyar benar-benar dibuat ambyar dengan berita kepulangan Lord Didi Kempot.

Musisi yang terlahir dengan nama Dionisius Prasetyo atau lebih familiar dengan Didi Kempot meninggal dunia di Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/5/2020). Didi Kempot diketahui meninggal dunia pada usia 53 tahun pukul 07.30 WIB.

Godfather of Broken Heart, Bapak Loro Ati Nasional, Bapak Patah Hati Indonesia, sebutan bagi sang maestro ini meninggalkan banyak kenangan bagi dunia musik tanah air. Karya-karyanya yang sangat populer di telinga penggemar, seolah membawa kedekatan emosi tersendiri dengan sang maestro ini.

Didi Kempot dikabarkan meninggal karena serangan jantung akibat kelelahan. Seluruh pecinta musik campursari sangat kehilangan atas kepulangan beliau yang begitu mendadak dan mengejutkan.

Penyanyi yang mulai terkenal dengan lagunya Stasiun Balapan pada tahun 1999 ini merupakan anak dari pelawak terkenal, mendiang Ranto Edi Gudel atau lebih dikenal dengan nama Mbah Ranto.

Ia juga adik dari salah satu pelawak senior Srimulat, mendiang Mamik Prakoso atau Mamik Pondang. Sebelum menjadi penyanyi terkenal, Didi Kempot sempat menjadi pengamen di Stasiun Balapan,Kota Surakarta, kemudian nama stasiun tersebut mengantarkannya menjadi seorang penyanyi terkenal hingga sekarang. 

Terlalu indah kenangan yang saya rasakan meskipun saya tidak mengenal pribadi dengan beliau. Dalam berbagai kesempatan beliau konser, saya selalu menyempatkan diri untuk melihat secara langsung dan berdendang bersama penonton yang lain.

Tulisan ini saya persembahkan untik mengenang karya terindah yang ernah beliau hadirkan di bumi ini. Selamat jalan Mas Didi, bahagia di surga, karyamu akan abadi sebanang masa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun