Semua cerita yang muncul membawa suatu pengalaman, suatu wawasan baru dan suatu pemberian penghargaan bagi masing-masing peserta yang terlibat. Salah satu cerita menaik dari salah seorang peserta adalah: "Dari kecil saya diasuh orang tua angkat, ibu saya meninggal, saya diasuh bulik (tante). Saya Mengalami Celebral Palsy sejak saya usia 1.5 th karena jatuh, saya tetap disekolahkan sekolah umum sampai sekarang aku kuliah.Â
Saya sering diejek karena "anak aneh", saya sering membuktikan saya bisa. Saya kuliah di Jogja, saya mengikuti ujian tulis, alhamdulillah saya bisa kuliah di UGM. Saya diminta profesor untuk jadi asisten peneliti. Saya juga dikirm untuk mengikuti seminar, diseminasi penitian. Saya mendapatkan penghargaan sebagai peneliti muda.Â
Dengan dukungan orang orang terdekat, saya bersyukur, saya akhirnya mampu dan bisa seperti ini dari sekarang." Dan dari acara ini muncul testimoni dari peserta salah satunya seperti ini: "Awalnya saya tidak punya ekspektasi apa-apa. saya tidak membayangkan akan bertemu teman dari latar belakang yang berbeda.Â
Saya di sini ketemu teman dari Penghayat, saya ketemu teman-teman Baha'i. Saya di sini jadi terbuka mata bisa bertemu langsung. Tanpa kita tahu kita juga tidak merasakan apa yang dirasakan teman-teman.Â
Semoga setelah ini ada pertemuan selanjutnya."Itulah kekuatan dari Diskusi dan Cerita, mampu membuka sekat penghalang bagi pemikiran-pemikiran sempit yang masih berkutat dalam diri setiap manusia. Harapannya manusia (bagaimanapun pribadinya) tetap duduk dan didudukkan sebagai mana kodrat manusia diciptakan di dunia ini untuk dapat saling menghargai, menerima, dan menjadi bagian dari sesama di sekelilingnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H