Kesepian menjadi salah satu masalah yang sering kali menghinggapi manusia. Kesepian dapat bersumber dari rasa terasing dengan sesama manusia atau pun dengan alam. Perasaan itulah yang dirasakan seorang anak dalam keseluruhan film berdurasi dua belas menit, garapan sutradara asal Palu, Yusuf Radjamuda ini.
Keterasingan Disebabkan Kurangnya Perhatian
Seperti yang kita ketahui, seorang anak memiliki sensitivitas perasaan yang tinggi. Seorang anak dapat merasa bahagia jika ia dekat dengan orang tuanya. Berbanding terbalik dengan apa yang dialami si anak dalam film ini. Dari beberapa adegan terlihat bahwa sang ibu tidak memberikan kehangatan pada anaknya, sibuk mengurus urusan rumah, sementara ayahnya pergi bekerja. Terdapat jarak antara hubungan orang tua dan anak. Potret seperti ini lumrah dijumpai dalam keseharian kita dimana banyak orang tua yang terhisap dalam kesibukkanya hingga luput untuk mencurahkan perhatian pada si anak. Pada akhirnya si anak akan merasa terasing di rumah sendiri, asik bermain sendiri, lalu membuatnya abai dengan lingkungan sekitar. Â Â
.
Â
Eksekusi Yang Tepat Guna
Menonton beberapa adegan di film ini, mengingatkan saya pada film pendek dari Satyajit Ray berjudul Two (1964). Film yang sama-sama menampilkan seorang anak sebagai pemeran utama. Kesulitan yang ditemui sutradara ketika eksekusi dengan peran utamanya anak-anak tentunya mengarahkan ekspresi mereka. Menurut saya, Yusuf cukup berhasil yang memerlihatkan mimik wajah si anak untuk menambah kesan dramatik di beberapa close-up shot. Pemilihan palet hitam putih juga semakin menguatkan suasana keterasingan yang dialami si anak. Dan juga yang tidak kalah penting sebagai pembangun mood dalam film bisu atau film tanpa dialog ini ialah soundscape pedesaan yang dihadirkan Refal Albatati dan musik yang dicipta Adi Tangkilisan. Ketiga elemen itu sukses mengajak saya untuk lebih mendalami suasana hati si anak. Terbius dalam kemonotonan si anak yang bermain dalam sepi di tengah keterasingan di rumahnya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H