Orang-orang di Minneapolis berkerumun meluapkan amarah atas kematian George Floyd yang diakibatkan oleh perlakuan tidak layak dari Derek Chauvin. Insiden tersebut sukses mengalihkan pikiran warga Minnesota terhadap pandemi covid-19.Â
Perihal keadilan memang tidak kalah penting untuk disuarakan dari sekadar menjaga jarak sosial agar tidak terjangkit covid-19.Â
Motivasi dari orang-orang yang berkerumun di Minnesota tersebut, sama, yakni menuntut keadilan terhadap kematian Floyd.
Insiden ini seharusnya tidak perlu terjadi jika saja Chauvin tidak berlebih-lebihan dan melampaui batas. Tidak melampaui batas dalam artian disini ialah menjalankan perannya berdasarkan kesepakatan tata cara penangkapan terduga tersangka dengan baik dan benar.
Prosedur yang dilakukan Chauvin tidak tertera dalam buku paduan mengamankan terduga tersangka. Dan buntutnya, lutut Chauvin yang bersarang di leher Floyd itu dapat dipahami sebagai tindakan diluar prosedur, tindakan yang berlebihan, tindakan yang tidak patut. Jadi, wajar jika isu lain bermunculan. Yang paling santer muncul ke permukaan ialah rasisme.
Hal ini berpeluang mengundang serangkaian peristiwa lain sebagai efek domino jika keadilan tidak kunjung diteggakan.
Dilansir dari Kompas, seorang pria tewas akibat tembakan di depan toko perhiasan pada Rabu malam (27/05/2020) di tengah demonstrasi di Minneapolis tersebut. Kasus kematian pria ini masih diselidiki lebih lanjut. Ada dugaan pria ini seorang maling yang ditembak mati oleh pemilik toko. Lokasi kematian pria ini tidak jauh dari lokasi kematian Floyd.
https://soundcloud.com/andy-caesar-shidqi
Kembali pada motivasi Chauvin melakukan tindakan itu sebenarnya tidak jelas, apabila dikaitkan dengan tuduhan memalsukan uang (yang tidak terbukti), ia pun tidak sepantasnya melakukan hal itu terhadap Floyd. Beberapa media memberitakan bahwa Chauvin memiliki beberapa catatan kriminal yang telah ia lakukan, bahkan ada yang hingga merenggut nyawa.
Isu rasisme akhirnya berkembang ditengah kegamangan insiden ini seiring dengan prilaku kriminil yang telah dilakukan Chauvin sebelumnya terhadap beberapa korban berlainan ras dengannya.