Mohon tunggu...
Andukot Ismael
Andukot Ismael Mohon Tunggu... -

ANak DUo baleh KOTo, Saya anak desa Batu Mangaum (Sumbar), sebuah desa yang indah damai dan jauh dari hiruk pikuk politik dan aksi demonstrasi mahasiswa apa lagi aksi buruh.\r\n\r\nSaya mantan mahasiswa Fakultas Ekonomi Bung Hatta\r\ndan mantan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ayo Kucilkan Politisi Busuk

26 Februari 2013   10:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:40 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lolosnya sepuluh partai politik sebagai peserta pemilu menandakan babak baru perpolitikan, kesepuluh partai politik yang lolos tahapan demi tahapan verifikasi KPU adalah Demokrat, PKS, PDIP, Golkar, Gerindra, Hanura, PPP, PKB, PAN dan ditambah satu-satunya partai baru yakni Partai NasDem yang membawa harapan baru dengan jargon Gerakan Perubahan.

Meskipun pemilu 2014 masih satu tahun lagi, namun riuh jagad politik tanah air mulai terasa panas, belang kader partai politik juga semakin terlihat, bahkan borokpun mulai terkuak, mulai dari korupsi, pemerasan, suap hingga cewek seksi dan tak ketinggalan sapi pun ikut meramaikan berita televisi.

Ditengah rasa geram dan antipati rakyat, para petualang politik terus bersolek mempercantik diri, mereka tidak ambil peduli, mereka berusaha mengamankan posisi, segala cara digunakan agar borok dan baunya tetap tersembunyi.

Berita pejabat jadi tersangka, ditahan bahkan divonis sekalipun sudah menjadi berita biasa, layaknya mendengar berita padi muso dimusin kemarau, namun tahun ini berbeda, tahun 2013 ini kita dikejutkan dengan dijadikannya tersangka beberapa petinggi partai politik, sedih memang melihat peristiwa demi peristiwa dinegeri ini, tapi itu adalah realitas yang terjadi dan tidak bisa dihindari, tapi harus dicari solusi.

Mereka (politisi) yang merampok hak-hak rakyat dengan korupsi dan mengemplang pajak, mereka yang menindas rakyat dengan melanggar HAM dan menguasai tanah-tanah rakyat, mereka yang melahirkan peraturan untuk menghisap darah para buruh, petani, dan nelayan dan mereka yang berbuat amoral dengan jubah malaikat, maka mereka itulah “POLITISI BUSUK”

Politisi busuk telah bergentanyangan di partai politik, mereka menggerogoti visi partai politik dan pada akhirnya partai politikpun terjerembab dalam pusaran kepentingan politisi busuk. Sejatinya partai politik hadir adalah sebagai alat perjuangan untuk mensejahterakan rakyat, bukanlah untuk merampok uang rakyat, bukan pula untuk membunuh rakyat, namun tingkah polah politisi busuk telah menjungkirbalikkan konstitusi, mereka berjuang untuk diri sendiri, rakyat sengsara dan terampas mereka tidak peduli, sekali lagi ini adalah realitas yang tidak dapat kita pungkiri. Apakah kita akan mengelak? Apakah kita akan melarikan diri? Tidak.

Kita harus bentindak, bertindak dengan cara-cara yang bermartabat, bertindak dengan norma-norma karna kita anti dengan cara-cara yang digunakan oleh para politisi busuk, kita pilih cara yang konstitusional dimana cara itu adalah cara yang dihalalkan.

Pemilu 2014 adalah hari dimana kedaulatan ada ditangan kita sebagai rakyat, kedaulatan penuh yang akan kita gunakan sebagai bentuk tindakan kita untuk merubah negeri ini, tindakan yang akan kita gunakan untuk mengubur niat jahat para politisi busuk, tindakan untuk masa depan anak cucu kita, tindakan untuk kejayaan bangsa kita.

Pendaftaran bakal caleg ke KPU akan segera dimulai, maka saya mengajak seluruh masyarakat untuk mulai bertindak, bertindak dengan menghimbau seluruh partai politik tuntuk tidak merekrekrut politisi busuk, bertindak dengan mengawasi bakal calon legislatif sementara yang akan diajukan seluruh partai, bertindak untuk tidak memilih politisi busuk pada pemilu nantinya dan itu adalah hukuman bagi mereka dan tamparan bagi partai politik yang tetap mengusung para politisi busuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun