Ngopi adalah bagian dari gaya hidup yang beberapa tahun belakangan ini semakin digemari. Kehadiran banyak kedai kopi modern dari dalam negeri atau mancanegara mendorong pertumbuhan konsumsi kopi.
Pengaruh kedai kopi modern berikut menu-menu pilihannya memberikan banyak opsi bagi para penikmat kafein. Paduan susu, krim atau bahan lainnya tersedia dan dipasarkan secara masif. Â Sementara dari akar budaya lokal, kopi juga sudah mengalami perpaduan komposisi bahan dalam proses pengolahannya.
Kopi Joss Yogyakarta. Sensasi mengolah dan mencampur kopi dengan bara dari arang, ini terkesan brutal tetapi sangat unik. Sang pencipta racikan ini yaitu seorang pedagang angkringan bernama Lek Man mengatakan bahwa bara arang tersebut justru menurunkan kadar asam dan kafein pada kopi. Sempat menimbulkan kontroversi karena dianggap mengandung zat berbahaya dari hasil pembakaran bara, namun Angkringan Lek Man menjadi ikon angkringan di Yogyakarta.
Kopi Walik Aceh. Masih dari provisi yang sama, kali ini penyajian kopinya menggunakan tatakan piring kecil lantas gelasnya dibalik. Tujuannya adalah mengurangi rasa panas dari air mendidih.
Kopi Talua Sumatera Barat. Yang membedakan dari penyajian olahan kopi lainnya adalah campuran telur ayam sebagai kombinasi.
Kopi Tahlil Pekalongan. Ini juga sangat unik, menggunakan aneka rempah kemudian direbus bersama kopi. Sudah pasti aroma khas rempah dan kehangatannya akan sangat dominan.
Perpaduan bahan dan cara pengolahan akan mempengaruhi rasa, selera sudah pasti akan sangat mempengaruhi pilihan kopi mana yang paling enak. Hal ini sebaiknya jangan diangkat menjadi bahan perdebatan, percuma, lebih bijaksana jika setiap olahan kopi dicoba, dinikmati sensasi rasanya sebagai bagian dari keragaman budaya Indonesia tercinta.