Bosan. Itulah perasaan saya ketika menyadari padatnya aktivitas rutin memasuki akhir tahun 2019. "Biasanya suka jalan-jalan nih, kenapa ga jalan lagi aja?" Â komentar seorang teman di saat dia mengetahui bahwa saya berada dalam kebosanan.
Komentar teman saya itu rasanya cukup beralasan dan juga masuk akal bagi saya, ternyata panggilan bagi saya untuk kembali pelesiran telah menggugah hati.
"Iya, ide bagus tuh" timpal saya kemudian. Sambil menghisap rokok kretek kegemarannya, teman saya itu berceloteh, "Zaman sekarang pergi kemana-mana gampang, modal Grab semua beres.
Waktu minggu lalu saya nengokin anak di Bandung juga cuma ngandelin Grab di sana. Mau kesana-sini, beli makan, urusan belanja Grab aja deh. Ibaratnya sih satu #AplikasiUntukSemua perkara #SelaluBisa jadi andalan."
Kota Malang, itu tujuan saya, berjarak sekitar 800 kilometer dari Jakarta, tentunya saya sudah memiliki rencana destinasi apa saja yang akan dikunjungi selama di kota Malang. Dan sudah lama juga saya tidak  bertandang ke kota tersebut, terakhir saya memiliki kesempatan ke Malang sudah lebih dari satu dekade silam.
Perjalanan Menuju Malang
Saya putuskan untuk menggunakan moda transportasi kereta, karena pertimbangan harga tiket pesawat yang belum kunjung bersahabat bagi saya. Pertimbangan lainnya adalah sudah lama juga tidak naik kereta jarak jauh, kangen.
Sebelum berangkat saya pastikan saldo OVOÂ di aplikasi Grab mencukupi, supaya tidak repot saya pun melakukan top up saldo. Tujuannya adalah agar selama di Malang urusan pembayaran lebih praktis. Top up saldo OVO sangat mudah, banyak pilihan bagi saya, sehingga dalam waktu singkat saldo sudah mencukupi.
Menjelang keberangkatan menuju stasiun Gambir, saya putuskan menggunakan Grab Bike, alasannya sederhana supaya tidak macet, lagipula selama ini memang saya terbiasa juga menggunakan jasa Grab Bike. Tak butuh waktu lama menunggu, muncul driver Grab Bike dengan warna khasnya yaitu hijau.
Dengan ramah driver itu menyapa kemudian memberikan helm. Selain ramah, driver Grab Bike tersebut juga memperhatikan aspek ketertiban lalu lintas, jadi saya pun merasa nyaman dan aman. Dalam waktu 10 menit saya pun tiba di stasiun Gambir, lantas menuju gerbong kereta yang sudah menunggu.
![Ilustrasi: grab.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/11/10/grab-5dc7f2f0d541df611f1285e2.png?t=o&v=770)
Entah berapa lama saya terlelap, namun ketika saya membuka mata dan melihat ke arah jendela, ternyata matahari sudah menerangi sepanjang rel kereta. Hari sudah pagi, saya sudah memasuki daerah Jawa Timur, artinya tidak lama lagi akan sampai di kota tujuan.