Menariknya, usaha kopi keliling ini tidak hanya dilakoni oleh para pedagang bermodal kecil dan sangat sederhana seperti Abah Mus. Usaha kopi keliling juga sudah dilirik oleh para wirausaha dengan konsep dan kualitas lebih modern. Tentunya disesuaikan dengan segmen pasar serta harga.
Peluang Usaha Kopi Keliling
Konsep kopi keliling sebetulnya adalah konsep usaha yang sudah lama muncul, di Eropa atau Amerika Serikat dikenal dengan istilah coffee bike atau coffee cart. Jenis usaha ini memang membidik konsumen penikmat kopi yang hilir mudik di jalanan atau take away.
Hal ini juga didorong oleh pertumbuhan konsumsi kopi di Indonesia cukup menjanjikan yaitu mencapai 8% setiap tahunnya.Â
Jadi setiap saat muncul penggemar kopi baru dan konsumsi kopi terus dinikmati oleh para penikmat kopi yang lebih senior. Di samping itu fenomena usaha kopi keliling memang memiliki peluang tersendiri.
1. Mudah dan murah
Memulai usaha kopi keliling dapat dikatakan cukup mudah, untuk usaha seperti Abah Mus tidak perlukan kompetensi layaknya barista atau ahli kopi, modal utamanya adalah kemauan dan tekad untuk berkeliling.Â
Namun dalam hal ini kopi yang disajikan memang bukan jenis kopi premium, melainkan kopi sachet. Perkara modal usaha, jika sudah memiliki sepeda atau berniat berjualan kopi secara asongan cukup dengan uang Rp. 300 - 500 ribu sudah dapat memulai usaha ini.
Tetapi jika konsep usaha yang dilakukan akan memasuki segmen lebih elit, tentunya dibutuhkan modal lebih besar seperti membutuhkan gerobak kopi dengan desain lebih menarik serta pemilihan jenis kopi.Â
Hanya saja tetap akan lebih murah jika dibandingkan dengan membuka usaha coffee shop, karena  usaha kopi keliling tidak membutuhkan tempat permanen. Harga jual kopi keliling rata-rata kisaran Rp. 3 ribu -- 15 ribu. Cukup terjangkau.
2. Pangsa Pasar Terbuka Luas