Perkembangan media sosial yang terasa sangat pesat memang membuat gaya hidup dan perilaku masyarakat ikut terpengaruh. Bagaimana tidak, dengan kecanggihan teknologi dan fasilitas internet yang semakin merata membuat informasi menjadi lebih mudah tersebar.Â
Misalnya peristiwa yang terjadi di Amerika Serikat hanya dalam hitungan detik dapat kita simak di Indonesia. Kondisi seperti ini mungkin tidak terbayangkan pada 20 atau 25 tahun silam, namun realitanya saat ini manusia hidup seolah tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.
Dengan adanya media sosial, manusia dengan mudah saling membagikan berita dan informasi. Sehingga perilaku  yang sangat identik dengan para warga dunia maya atau yang lebih akrab dikenal dengan istilah netizen adalah gemar mengviralkan sesuatu.Â
Artinya informasi dapat dengan mudah mengalir, karena perilaku netizen yang saling mengestafetkan setiap informasi yang mereka terima dengan melalui media sosial. Terlebih akses media sosial sangat mudah dan beragam pilihannya.
Kehadiran media sosial yang tak terduga dapat mengubah pola hidup manusia kemudian dilirik oleh perusahaan sebagai sarana membangun brand image. Mungkin saat ini hampir semua perusahaan papan atas dunia memiliki akun resmi di media sosial, tujuan mereka tentu saja adalah hadir dan berkomunikasi dengan netizen sebagai pasar yang sangat memiliki potensi untuk mendapatkan keuntungan.Â
Kita dapat dengan mudah melihat berbagai penawaran produk dan jasa yang ditawarkan di media sosial, mulai dari makanan, hotel, tiket pesawat, apapun dapat ditemui di media sosial. Semuanya menjadi seolah-olah tanpa batasan.
Sekilas Mengenai Brand Image
Philip Kotler mendefinisikan brand image sebagai seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek. Dan brand image merupakan syarat dari merek yang kuat dan citra adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka panjang.
Dengan adanya brand image yang kuat, maka konsumen akan memiliki keyakinan dan persepsi yang melekat terhadap suatu merek. Dan merek tersebut akan melekat dalam ingatan konsumen (positioning). Sehingga konsumen memiliki ikatan yang kuat dan percaya dengan suatu merek.
Sebelum era medsos booming, upaya membangun brand image dilakukan melalui berbagai media konvensional seperti promosi di media cetak, iklan di TV dan radio atau memasang billboard. Sejak internet mulai dikenal, berbagai perusahaan mulai tampil di website yang sering dikunjungi masyarakat. Dan sampailah sekarang di era medsos yang menjadi primadona di dunia maya.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika, pengguna internet di Indonesia berada di posisi 6 besar dunia. Yang artinya, masyarakat di Indonesia sudah sangat akrab dengan internet dan berbagai fungsinya, tentunya penggunaan medsos.