Mohon tunggu...
Andry Maulana
Andry Maulana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketekunan untuk Mencapai Sukses

24 Desember 2016   20:30 Diperbarui: 25 Desember 2016   08:37 2512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketekunan Untuk Mencapai Sukses| Dok pri

Bagi para pecinta bus atau yang lebih dikenal dengan Bismania Community, nama PO. Haryanto sudah tidak asing lagi di telinga mereka. PO. Haryanto merupakan salah satu Perusahaan Otobus terbesar di pulau Jawa. Bapak Haryanto yang merupakan pendiri PO. Haryanto adalah seorang mantan anggota TNI. Pangkat terakhir yang disandang beliau sebagai anggota TNI adalah kopral. Dua puluh tahun lamanya beliau mengabdi untuk Negara. Namun, bapak Haryanto akhirnya memutuskan untuk pensiun dini. Kemudian bapak Haryanto memutuskan untuk merintis usaha barunya dibidang transportasi darat massal atau perusahaan otobus.

Dengan berbekal pinjaman dana dari salah satu bank pemerintah, beliau membeli sebuah bus bekas dan memberanikan diri untuk bersaing di dunia per-bus-an. Trayek awalnya dengan tujuan Jakarta-Kudus-Jepara-Pati-Demak-PP. Kota Kudus tepatnya di Jalan Lingkar Ngembal Kulon, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dipilih untuk dijadikan markas besar usaha beliau. 

Seiring berjalannya waktu, usaha beliau semakin berkembang pesat dan mulai mengepakkan sayapnya ke berbagai pelosok pulau Jawa. Kesuksesannya tentu tidak lepas dari agen-agen di beberapa daerah yang telah dirangkul untuk bekerja sama dengan PO. Haryanto. Agen-agen yang berada dibawah rangkulan PO. Haryanto sangat mengutamakan kenyamanan pelanggan. Dengan mengutamakan kenyamanan pelanggan dan memberikan pelayanan yang baik tentunya akan membuat penumpang yang merasa puas selama perjalanan menuju kota tujuan.

Agen PO. Haryanto sudah tersebar di Jabodetabek. Salah satu agen yang berada di Jalan Kirai, Darmawangsa, Jakarta Selatan yaitu bapak H. Awie Asmawi juga berperan penting dalam kesukesan PO. Haryanto. Bapak H. Awie sangat mengutamakan kenyamanan penumpang mulai dari pembelian tiket hingga bus tersebut berangkat ke kota tujuannya masing-masing. Pak Awie sudah menekuni pekerjaannya sebagai agen bus PO. Haryanto ini selama kurang lebih tiga setengah tahun.Pria kelahiran Jakarta, 21 April 1957 ini hanya lulusan tingkat sekolah menengah atas. Beliau merupakan alumni dari SMA Darulma’arif. Karier beliau di bidang pariwisata dimulai sekitar 25 tahun yang lalu yaitu sebagai tour leader untuk daerah Jawa-Bali-Sumatera. Setelah beliau memutuskan berhenti sebagai tour leader, pak Awie memilih untuk membuka agen bus dan pilihannya jatuh pada PO. Haryanto.

PO. Haryanto yang menjadi pilihannya, diawali karena beliau kagum dengan sosok bapak Haryanto yang mewajibkan semua karyawannya untuk berhenti saat waktu sholat Shubuh telah tiba. Karena hal itu pak Awie memutuskan untuk membuka agen bus PO. Haryanto disekitar daerah rumahnya. Menurut beliau, pekerjaan sebagai agen bus malam sangat cocok untuknya. Menjadi seorang agen bus malam adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan. Terlebih lagi, pekerjaan tersebut tidak terlalu berat dan tidak mengalami tekanan selama bekerja.

Kegiatan pak Awie selama bekerja di agen adalah yang utama menjual tiket kepada penumpang. Selain itu, biasanya pak Awie mengontrol bus dan melakukan pengecekan pada mesin dan kampas rem untuk memastikan bahwa keadaan bus dalam kondisi layak untuk melakukan perjalanan jauh. 

Pekerjaan pak Awie tidak terlalu padat. Apabila ada waktu senggang, pak Awie biasanya bercengkrama dengan penumpang atau kru yang bertugas. Pak Awie dan kru yang bertugas mempunyai ritual berdoa sebelum melakukan perjalanan. Selain itu, pada hari Jumat, pak Awie selalu mewajibkan seluruh kru yang bertugas dan penumpang laki-laki yang beragama Islam untuk menjalankan Sholat Jumat terlebih dahulu di masjid terdekat.

Tiga puluh tiga tahun yang lalu tepatnya pada tahun 1983, pak Awie melepas masa lajangnya dengan menikahi seorang wanita yang menjadi istrinya sampai sekarang. Dari pernikahannya, pak Awie dikaruniai tiga orang anak. Beliau memiliki anak sulung seorang laki-laki dan dua orang anak perempuan. Anak pertamanya diberi nama Risky Widatama, Andana Wida Ayu adalah anak keduanya, dan anak perempuan beliau yang terakhir diberi nama Syta Widafauziyah.

Walaupun Pak Awie hanya mengenyam pendidikan sampai di bangku SMA, tetapi beliau sangat berusaha untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga lulus sarjana. Risky Widatama adalah anak pertama beliau sekaligus anak laki-laki satu-satunya telah lulus dari salah satu universitas dengan jenjang D3. Pria berusia 32 tahun ini, sekarang bekerja sebagai kepala koki di Nusa 2 Bali.

Anaknya yang kedua adalah Andana Wida Ayu pun telah lulus menjadi seorang sarjana strata satu. Namun saat ini Andana belum bekerja, dan untuk mengisi waktu luangnya, dia membantu pak Awie beserta istri untuk menjadi agen di PO. Haryanto. Anaknya yang terakhir yaitu Syta Widafauziyah yang saat ini berusia 20 tahun masih menyandang status mahasiswi di salah satu universitas.

Pak Awie tidak ingin anak-anaknya memiliki nasib seperti beliau. Beliau ingin melihat anak-anaknya sukses, mempunyai gelar pendidikan yang tinggi, sehingga nantinya akan mendapatkan pekerjaan yang baik serta kehidupan yang mapan. Pak Awie mempunyai keinginan anak-anaknya tidak hanya sukses di dunia saja melainkan di akhirat juga. Beliau berkeinginan semua anaknya berangkat pergi haji ke tanah suci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun