Jika anda ingin beruntung teruskanlah membaca, atau sebenarnya dapat saya rubah kalimat pembuka menjadi mengancam seperti surat berantai, jika anda berhenti sebelum selesai maka akan ditimpa bencana. Sering kali kita menemukan posting status di jejaring sosial yang sifatnya curhat dan mengeluh tentang sesuatu. Baiklah itu manusiawi dan lumrah, tapi selumrah apakah keluhan itu ?
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari berapa banyak sebenarnya kita hanya berfokus pada impuls-impuls yang diakibatkan dari suatu peristiwa, misalnya kemacetan, sakit, uang belanja habis, dipecat, tidak lulus ujian. Tetapi kita jarang sekali melihat gambar besar grand design yang sebenarnya sedang kita jalani seumur hidup dan tak akan berakhir sampai akhir hayat. Misalnya jika kita tidak bekerja di perusahaan A tetapi masuk di perusahaan B maka jalan hidup akan lain. Tentu saja akan berbeda karena situasinya pasti tidak sama tapi apakah situasi akan lebih baik ? Kita tidak pernah tahu jika langkah yang tidak kita lakukan akan membawa hasil yang lebih baik karena kita tak dapat mengulang suatu waktu yang sama.
Sebenarnya semua yang kita jalani secara tidak sadar adalah keberuntungan-keberuntungan yang bertubi-tubi menimpa kita tapi kita tidak punya perasaan kita telah beruntung. Misalnya contoh yang paling mudah kita berangkat ke sekolah/tempat kerja/ke mana pun kendaraan yang kita tumpangi dengan mulus sampai ke tempat tujuan dengan waktu yang normal tanpa hambatan ban kempes, tiba-tiba mogok. Bukankah itu suatu keberuntungan yang luar biasa ? Jangan kita menganggap bahwa hal tersebut sudah seharusnya terjadi. TIDAK !!!! Hal itu bukan suatu hal yang seharusnya tetapi itu adalah keberuntungan kita. Jika hambatan2 terjadi di jalan bukankah semua yang direncanakan bisa berubah tanpa kita duga ? Tetapi jika hal2 tersebut juga memang ternyata terjadi, apakah memang suatu kesialan ? Belum tentu juga, jika hal tersebut terjadi mungkin karena mengcover sesuatu yang lebih besar. Contoh lain, karena tidak terlalu banyak uang tersisa setiap bulan maka tidak dapat makan di resto sehingga hanya bisa di rumah, dan semuanya berkumpul di meja makan. Suatu saat ketika semua keluarga terpencar atau pun ada yang meninggalkan kita, barulah suatu hal sederhana makan lauk tempe tahu dan ikan kita anggap keberuntungan luar biasa. Jadi sebenarnya sebagai manusia biasa saya mempercayai ada suatu Grand Design yang memang berlaku tetapi kita wajib untuk berusaha dan menjalani dengan rasa beruntung karena semua latar belakang dan akibat yang kita tidak bisa tahu semuanya.
Jadi sudahkah kita merasa BERUNTUNG hari ini dan kita SYUKURIÂ ?
atau
mau membiarkan semuanya BERLALU dan kita SESALI ? IT'S OUR CHOICE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H