"Biker kok takut hujan ?", seloroh Finda ke Alex lewat telpon, ketika ditelpon ternyata Alex sedang berteduh di kolong Fly Over karena hujan. Wah, entah hujannya yang teramat besar sehingga sulit dilalui atau memang Alex nya saja yang minus persiapan sampai-sampai harus menepi segala. Ketika hujan makin deras muncul pula Alex-alex lain yang memilih berteduh ketimbang melanjutkan perjalanan.
Harus bagaimana kita sebagai bikers ?
Seolah menjadi resiko buat pengendara motor, sehari-harinya menelan debu, terguyur hujan bahkan tertimpa terik matahari semata-mata karena fungsi badan motor yang tidak menyediakan atap perlindungan. Segala gangguan di jalan pasti akan langsung terasa di tubuh pengendara, tak terkecuali hujan. Apa ya DO and DON'TS nya kalau kita jadi bikers saat ngadepin hujan ? Ya itung-itung jadi Bijaksana Bikers, ga merugikan orang lain dan pastinya menguntungkan diri sendiri .... *senyum*
1.Jika hujan ya pasti wajib sedia JAS HUJAN. Jika mau terabas hujan, ya pakailah jas hujan. Tapi jangan pakai yang asal-asalan bro ! Pakai model satu stel jas dan celana, jangan yang model ponco, kenapa ? jika lembaran ponco melambai-lambai bisa saja mengenai kendaraan sekitar seperti tersangkut, lebih parah jika masuk ke putaran rantai yang bisa berakibat macet dan pengendara terpelanting.
2.Jaga kaca helm agar tetap bersih bro ! Gerak air yang terus-terusan mengenai kaca helm dan tak terhapus bisa berabe karena mengganggu penglihatan saat berkendara. Lebih bagus jika kaca nya bening dan tidak tergores. Ada yang kasi tips agar kaca helm dilapisi tembakau, caranya cukup taburkan ke kaca yang nantinya akan menghindari embun muncul pada kaca helm.
3.Biker yang belum 'ngeh' keselamatan dan ga sayang kaki pasti buru-buru minggir ganti sepatu ke sendal selain memakai jas hujan. Wah jangan bro ! Apotik penjual jempol kaki belum tersedia di Jakarta, jangan memaksa diri dengan mengorbankan keamanan dan kenyamanan. Tanpa sepatu kaki bisa kedinginan, efeknya bisa membuat respon kaki ke rem atau kopling menjadi berkurang. Belum lagi soal licin saat menginjak aspal.
4.Ban bagaimana ? Ya sebisa mungkin jangan terus-terusan pakai ban botak, tidak hujan pun sama bahayanya. Saat jalan basah, grip ban ke aspal bisa berkurang jauh, licin bisa melintir nanti kena efek aqua-planning. Ganti segera bro !
5.Buat yang motornya *maaf* telanjang, perhatikan lagi sisi kelistrikan. Jika banyak terkena air secara terus menerus bisa saja ber-akibat korslet. Nanti lampu bisa mati, klakson juga. Jika mau sedikit repot ya lapisi bagian kelistrikan untuk menghindari efek langsung tersiram air.
6. Nah buat yang ga punya persiapan dari tiga poin di atas biasanya memilih berteduh sekaligus istirahat. Konyolnya terkadang justru kegiatan mereka dapat mengganggu arus lalu lintas, seperti kebiasaan gemar berteduh di bawah jembatan penyeberangan, kolong fly over atau tempat teduh lain. Parkir saat darurat sah-sah saja dilakukan, tapi itu pun harus menjaga hak orang lain juga yang mencari kenyamanan, atur parkir agar tidak mengganggu ruang jalan. Misalnya cari warung atau toko, sembari istirahat perut pun kenyang, parkir pun nyaman.
7.Hidupkan lampu bro! Hujan deras kadang memaksa kendaraan bergerak lambat, tetap nyalakan lampu tapi jangan sesekali menyalakan lampu hazard yang berkedip genit kanan-kiri atau konstan berkedip bersamaan. Aturan internasional berkendara sama sekali tidak merekomendasikan perilaku tersebut, Pengendara lain bisa dibuat bingung, ujungnya si pemakai lampu kedap-kedip lah yang bisa disebut 'norak'. Penggunaan lampu hazard hanya dilakukan pada saat kendaraan berhenti dalam keadaan darurat. Bisa donk jadi bijak soal lampu ?
8.Tetap jaga stamina berkendara, tingkatkan konsentrasi ! Hujan lebat acap menggangu daya pandang pengguna jalan. Hati-hati lubang di jalan yang tertutup air, caranya ya coba kenali rute, hafalkan titik rawan yang berpotensi membuat celaka. Layaknya pembalap yang punya racing line, kita pun idealnya punya 'jalur balap' yang bisa bikin kita nyaman melintas dimana saja.