Mohon tunggu...
Andry Berlianto
Andry Berlianto Mohon Tunggu... -

a Life of a modern-day motorcycle traveler [ www.yukmotoran.com ]

Selanjutnya

Tutup

Catatan

(2) Skenario Kecelakaan yang Mungkin Membuat Anda akan Terus Berpikir

15 April 2011   09:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:46 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian satu telah memaparkan beberapa kejadian nyata betapa jalan raya adalah sebuah ladang pembantaian. Jumlah korban tewas pertahun mampu melebihi angka korban akibat bencana alam bahkan peperangan. Fakta pengendara adalah faktor utama penyebab kecelakaan mau tak mau harus disikapi tidak hanya melalui perbaikan sikap di jalan tapi juga mengenai ketrampilan, dan tak ketinggalan soal ketaatan hukum. Sikapilah skenario berikut sebagai sebuah pembelajarana agar kita selalu waspada.

4. Kecepatan Rendah juga Berresiko Tinggi.
Kecelakaan tidak selalu terjadi pada saat kecepatan tinggi. Jika pada kecepatan rendah saja resiko tetap ada bagaimana jika dilakukan pada kecepatan tinggi. Butuh reaksi ekstra cepat plus keberuntungan untuk lepas dari marabahaya.

Satu hari pengendara secara naas harus terjungkal ke arah depan setelah lebih dulu kendaraan menghajar lubang. Rute harian dengan kecepatan yang rendah ternyata membuahkan hasil tak terduga. Helm open face tidak mampu menyelamatkan setengah wajahnya dan berbuntut bergesernya tulang hidung, robeknya bagian pipi serta luka berat pada mata bagian kanan. Proses terjadinya kecelakaan adalah pengendara terbang ke arah depan dengan wajah jatuh terlebih dahulu, seperti sebuah highside.

Tips : Kenali lingkungan perjalanan. Hafalkan medan-medan berbahaya yang acap kali ditemui sepanjang jalan pergi dan pulang. Buruknya kondisi jalan idealnya bisa disikapi dengan hati-hati. Jaga kecepatan saat melalui medan yang tak ramah dan menjaga pandangan sebagai media observasi. Persiapkan untuk kejadian terburuk dan bereaksi atas dasar keputusan dan bukan melalui reaksi spontan.

5. Jaga Jarak Dari Kelalaian Orang Lain.
Menjaga kehati-hatian diri sendiri kerap tidak cukup untuk mengarungi jalan raya. Berikan tempat untuk kelalaian orang lain. Ini dimaksudkan agar pengendara senantiasa waspada jika ada faktor lain yang rentan membuat celaka.

Jalan dengan kecepatan rendah pada jalur yang semestinya membuat satu orang pengendara merasa jauh dari bahaya. Jalan lengang membuat pengendara motor membayar kesalahan orang lain karena tubuhnya tertabrak dari samping, tubuhnya terkena dorongan kaca spion roda empat yang secara tidak terduga berubah lajur dan menghantam pengguna jalan lain. Setelah melalui proses investigasi ditemukan pengemudi roda empat tengah melakukan aktifitas ber ponsel ketika kendaraan tiba-tiba oleng. Pengendara tak bersalah harus menerima naas bahu kanan retak karena dorongan spion yang selanjutnya membuat dirinya terpelanting ke bahu jalan.

Tips : Jaga lingkaran aman saat bergerak di jalan raya. Perlakukan mata layaknya radar yang mendeteksi keberadaan objek di enam sisi: kanan, kiri, depan, belakang, bawah bahkan atas. Bersiap untuk kelalaian orang lain dan waspada untuk melakukan proses lepas dari kemelut begitu membaca pola aneh dari pengguna jalan lain. Selalu bersiap untuk yang terburuk.

6. Tabrak Belakang.
Kurang lebih 15-20 menit menjelang sampai di tujuan pengendara kerap terlena dan beranggapan bahwa di sisa perjalanan akan baik-baik saja. Sikap santai, melepaskan perlengkapan keselamatan serta tidak fokus dapat menjadikan perjalanan berakhir buruk.

Sama seperti pada kasus no.5, selalu siaga untuk kesalahan orang lain. Sikap mengambil keputusan melepaskan pelindung kepala (helm) di sisa perjalanan tampaknya menjadi salah satu pemicu luka berat yang timbul akibat tabrak belakang. Kendaraan roda empat yang juga lalai mengontrol situasi akhirnya membentur pengendara sepeda motor yang sontak membuat sang pengendara terlontar dari jok sepeda motor. Fatal. Pengendara meninggal dunia seketika.

Tips : Riding is 100 % full time job. Tidak ada toleransi untuk kesalahan kecil. Terlebih dibungkus juga oleh kelalaian pengguna jalan lain yang tidak bertanggung jawab. Sebuah kasus tabrak lari yang akan berakhir di meja hukum. Selalu maksimalkan pandangan ke segala arah layaknya radar. Siaga. Fokus. Karena keluarga anda tengah menunggu di rumah.

Skenario di atas adalah berdasarkan kejadian nyata. Semua terjadi dan bisa terjadi lagi pada semua pengguna jalan raya. Mengendarai sepeda motor adalah aktifitas paling berbahaya di muka bumi. Tingkat kecelakaan dalam satu tahun tak mampu disaingi oleh data korban akibat perang dan bencana alam. Utamakan keselamatan di jalan dan selalu persiapkan diri anda terhadap skenario terburuk.

(to be continued …)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun