sanggupkah kita bertahan hingga waktu yang berbicara?
sanggupkah kita memutar lewat jalan belakang hingga kita menemukan sebuah cara halus
untuk mengetuk pintunya?
sanggupkah kita mewujudkan mimpi-mimpi kita dahulu
tanpa memikirkan apakah di masa depan kita akan bersama atau tidak.
tapi, dengan seperti itu,
aku tahu aku telah menggadaikan harga diriku di hadapan Tuhan demi rasa memiliki dirimu.
aku tahu, pilihan terbaik memang pergi dari hidupmu,
walau perih. walau perih.
dan ketika dadaku tidak bergemuruh atas pilihan itu,
aku tahu pilihanku benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H