Mohon tunggu...
Andromeda Muhammad Day
Andromeda Muhammad Day Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tertarik pada penulisan Bahasa, Karya Sastra dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melanjutkan Pendidikan di Korea Selatan: Tantangan yang Harus Diperhitungkan

6 Juni 2024   22:06 Diperbarui: 8 Juni 2024   16:54 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era modern ini dengan kemajuan teknologi dan globalisasi, telah membuat melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri, termasuk di Korea Selatan. Semakin mudahnya akses yang didapatkan oleh pelajar Indonesia, semakin banyak pula kesempatan yang bisa didapatkan oleh pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan. Korea Selatan menjadi tujuan pendidikan yang menarik bagi banyak pelajar Indonesia karena beberapa alasan utama. Pertama, sistem pendidikan Korea Selatan diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia, dengan universitas-universitasnya yang sering kali menempati peringkat tinggi secara global. Kedua, negara ini memiliki teknologi yang sangat maju, memberikan akses ke fasilitas dan sumber daya pendidikan yang canggih. Selain itu, Korea Selatan menawarkan budaya yang kaya dan dinamis, memungkinkan pelajar untuk menikmati pengalaman belajar yang mendalam dan beragam. Meskipun kuliah di Korea Selatan menawarkan banyak keuntungan, terdapat berbagai risiko yang sering diabaikan oleh calon mahasiswa dan orang tua. Antara lain seperti tantangan akademik dan budaya, ketidakpastian karir setelah lulus, biaya hidup yang tinggi, serta adaptasi sosial dan dukungan keluarga. Hal ini penting diperhatikan oleh para mahasiswa untuk memikirkan dengan matang sebelum memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Korea Selatan.

Tantangan Akademik dan Budaya

Risiko pertama yang harus dihadapi oleh mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikannya di Korea Selatan adalah tantangan akademik dan budaya. Mahasiswa asing di Korea Selatan menghadapi sudah pasti menghadapi tantangan akademik yang signifikan. Sistem pendidikan di Korea terkenal sangat kompetitif dengan standar akademik yang tinggi dan tekanan yang besar untuk berprestasi. Mahasiswa harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap metode pengajaran yang berbeda dan beban studi yang lebih berat dibandingkan dengan yang biasa dihadapi di Indonesia. Selain itu, perbedaan bahasa dan budaya juga menjadi tantangan tersendiri. Meskipun banyak universitas menawarkan program dalam bahasa Inggris, kemampuan berbahasa Korea tetap menjadi kunci untuk berinteraksi dengan masyarakat lokal dan memaksimalkan pengalaman belajar.

Ketidakpastian Karir Setelah Lulus

Risiko kedua adalah ketidakpastian karir setelah lulus. Banyak mahasiswa Indonesia yang dibiayai oleh beasiswa negara untuk berkuliah di luar negeri termasuk di Korea Selatan memilih untuk tetap bekerja di luar negeri setelah lulus. Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja terdidik di Indonesia, tetapi juga menimbulkan dilema moral bagi mereka yang merasa berutang budi kepada negara. Lebih jauh lagi, tantangan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang studi di Korea dapat menjadi kendala. Persaingan dengan lulusan lokal yang memiliki jaringan dan kemampuan bahasa yang lebih baik membuat peluang kerja di Korea semakin sempit.

Biaya Hidup yang Tinggi

Risiko ketiga adalah biaya hidup yang tinggi.  Biaya hidup di Korea Selatan relatif tinggi jika dibandingkan dengan Indonesia. Meskipun beasiswa mungkin menutupi biaya kuliah dan sebagian biaya hidup, mahasiswa tetap harus mengeluarkan biaya tambahan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, transportasi, dan akomodasi. Kenaikan biaya hidup dapat menambah beban finansial yang mungkin tidak diperkirakan sebelumnya, terutama bagi mereka yang tidak mendapatkan beasiswa penuh. Hal ini dapat menyebabkan stres finansial yang berdampak negatif pada performa akademik dan kesejahteraan mental mahasiswa.

Adaptasi Sosial dan Dukungan Keluarga

Kemudian risiko terakhir adalah adaptasi sosial dan keterpisahan dari keluarga. Hal ini tentu  menjadi tantangan emosional yang signifikan. Jauh dari keluarga dan teman-teman dekat dapat menyebabkan rasa kesepian dan rindu akan rumah. Kurangnya dukungan sosial di negara asing dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional mahasiswa. Meskipun ada komunitas mahasiswa Indonesia di Korea yang dapat membantu, tetap saja keterpisahan dari lingkungan asal dapat menjadi beban psikologis yang berat.

Kesimpulannya, meskipun kuliah di Korea menawarkan berbagai peluang dan pengalaman berharga, calon mahasiswa perlu mempertimbangkan dengan matang berbagai risiko yang ada. Tantangan akademik, ketidakpastian karir, biaya hidup yang tinggi, dan adaptasi sosial adalah beberapa risiko utama yang harus diperhitungkan. Dengan persiapan yang baik dan kesadaran akan risiko-risiko ini. Mahasiswa dapat memaksimalkan manfaat dari studi di luar negeri sambil meminimalkan dampak negatif yang mungkin terjadi.

Demikian semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun