Mohon tunggu...
Fadil Al Kafi
Fadil Al Kafi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Religion, Liberte, Egalite

Pelajar abadi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mustahilkah Perdamaian Antara Suni dengan Syiah?

4 Maret 2021   17:07 Diperbarui: 4 Maret 2021   17:11 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perdamaian antara umat Islam (Suni) dengan Syiah, sampai saat ini masih  merupakan salah satu topik pembicaraan yang cukup kontroversial untuk didiskusikan di kalangan umat Islam. Di Indonesia sendiri, umat Syiah masih sering mendapatkan persekusi dari golongan mayoritas Suni. Begitu juga sebaliknya, di negara mayoritas Syiah seperti Iran, Umat Muslim Suni di sana juga mendapatkan perlakuan yang serupa menyedihkannya. Tidak seperti umat Katolik dan Protestan yang saat ini sudah bisa hidup rukun berdampingan, umat Syiah dan Sunni seakan-akan seperti rival bebuyutan yang saling benci dan sangat ingin menghabisi satu sama lain.

Padahal, jika kita mau mendinginkan emosi keyakinan kita sejenak dan mendaya gunakan akal sehat yang telah dikaruniakan oleh Allah Swt, maka perdamaian antara umat Suni dengan Syiah bukanlah merupakan suatu hal yang mustahil untuk diwujudkan. Perdamaian di sini sendiri bukan berarti kita selaku umat Suni turut menganggap benar akidah yang dianut oleh umat Syiah, namun lebih kepada berdamai untuk bisa hidup rukun berdampingan dalam urusan muamalah (urusan kemasyarakatan). Jika kita selaku Islam Suni menganggap bahwa umat Syiah itu kafir, maka hal tersebut tidak bisa kita jadikan sebagai alasan untuk melakukan penindasan terhadap mereka sebab adalah "meaningless" membenci seseorang semata karena keyakinannya atau agama yang dianutnya. Selain itu, dalam ajaran Islam sendiri, satu-satunya golongan kafir yang boleh untuk diperangi adalah golongan kafir harbi atau golongan kafir yang secara nyata membenci dan memerangi kaum Muslim. 

Oleh Karena itu, meskipun umat Suni dan Syiah saling menganggap satu sama lain adalah kafir, maka hal tersebut tidak bisa dijadikan sebagai tembok penghalang untuk menegakkan toleransi antar umat beragama khususnya antara dua keyakinan tersebut. Apalagi di Indonesia, jika mayoritas Muslim Suni di sini bisa bersikap toleran dan menghargai penganut kepercayaan atau agama lain seperti Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Konguchu, yang notabenenya sama-sama kafir. Maka, seharusnya umat Muslim Suni di negeri juga bisa menghargai dan bersikap toleran terhadap keberadaan pemeluk Syiah serta tak menodai hak-haknya. Jika tidak, maka kita selaku umat Muslim Suni sudah terjebak dalam sesat pikir karena telah menggunakan standar ganda dalam menetapkan suatu keputusan yang sejenis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun