Seorang akhwat berusia sekitar 19 atau 20 tahun yang sudah bersusah payah belajar untuk mengikuti ujian Tasmi Al Quran, tampak menangis. Di tengah ujian penyampaian hafalan, dia agak terbata-bata, khususnya di dua surat terakhir Juz 27 yaitu surat Al Waqiah dan Surat Al Hadid.
Peserta Tasmi hanya dia sendiri, lainnya adalah guru dan audiens yang berusaha membantu, mengingat-ingatkan hafalan yang terlupa. Mulanya diingatkan hanya kata di awal-awal ayat, kemudian sang akhwat melanjutkan. Tapi kian lama kian sukar, suaranya nyaris tak terdengar. Dia seolah membisu, akibatnya sang guru hanyut dalam suasana, menatap akhwat murid tersayang dan audiens juga terdiam hening.
Awalnya hafalan sang akhwat lancar dan normal-normal saja, tetapi diakhir agak terbata-bata. Ada hapalan yang hilang, usaha untuk mengingat-ingat kembali sudah dia lakukan, dengan susah payah malah. Tapi tetap tak mampu, tak terasa matanya mulai berkaca-kaca, begitu sukarnya firman itu hinggap di kepala. Ada apa gerangan?
Sang guru tetaplah seorang guru, yang menatap muridnya dengan penuh kasih, yang mencintai mereka dengan sepenuh rasa, hanyut dan lebur dalam rasa haru sang murid. Airmata mata ananda adalah airmata sang guru jua. Dikau tidak sendirian sayang, kalam ilahi itu milik kita semua, untuk kita semua kalam suci dari Sang Segala Maha. Mari kita dalami lagi, sudah sampai sejauh ini. Bukankah ananda termasuk orang-orang pilihan?
Di luar sana masih banyak yang tidak bisa mengaji, tidak bisa membaca Al Quran, apalagi mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jangankan membaca, mengenal hurud hijaiyah saja belum paham. Ananda hanya sekedar belum hapal, artinya sudah mampu membaca. Nyatanya sampai saat ini Allah membiarkan firman-Nya terucap melalui lisanmu.
Kita juga tau, di luar sana ada yang menyentuh kitab saja sangat jarang. Bukankah firman yang suci, selayaknya untuk lidah yang baik, dan hati yang terbuka. Marilah kita senantiasa berdoa Ya Allah jauhkan kami dari hati yang tertutup, untuk mempelajari firman-Mu, membacanya, menghapalkannya dan mengimplementasilannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ananda, jangan menangis lagi sayang, insyaallah malaikat mencatat bahwasanya airmatamu itu semoga akan mengantarkanmu ke surga. Ya Allah mudahkanlah.
Androecia Darwis
Bogor, 29 September 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H