Mohon tunggu...
Androecia Darwis
Androecia Darwis Mohon Tunggu... Penulis - Social Worker

Androecia Darwis adalah seorang pensiunan bankir yang memiliki hobi menulis. Ia sangat tertarik pada topik-topik yang berkaitan dengan hubungan sosial dalam masyarakat dan sering menulis tentang hal tersebut. Selain menulis, Androecia juga memiliki hobi travelling dan mendengarkan musik meskipun tidak pandai bernyanyi. Ia sering mengunjungi berbagai tempat sebagai sumber inspirasi untuk tulisannya. Meskipun telah pensiun dari dunia perbankan, Androecia tetap produktif dalam berkarya dan mengasah kemampuan menulisnya.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cahaya Surga di Balik Air Mata Sang Akhwat

29 September 2023   21:36 Diperbarui: 30 September 2023   06:52 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Seorang akhwat berusia sekitar 19 atau 20 tahun yang sudah bersusah payah belajar untuk mengikuti ujian Tasmi Al Quran, tampak menangis. Di tengah ujian penyampaian hafalan, dia agak terbata-bata, khususnya di dua surat terakhir Juz 27 yaitu surat Al Waqiah dan Surat Al Hadid.

Peserta Tasmi hanya dia sendiri, lainnya adalah guru dan audiens yang berusaha membantu, mengingat-ingatkan hafalan yang terlupa. Mulanya diingatkan hanya kata di awal-awal ayat, kemudian sang akhwat melanjutkan. Tapi kian lama kian sukar, suaranya nyaris tak terdengar. Dia seolah membisu, akibatnya sang guru hanyut dalam suasana, menatap akhwat murid tersayang dan audiens juga terdiam hening.

Awalnya hafalan sang akhwat lancar dan normal-normal saja, tetapi diakhir agak terbata-bata. Ada hapalan yang hilang, usaha untuk mengingat-ingat kembali sudah dia lakukan, dengan susah payah malah. Tapi tetap tak mampu, tak terasa matanya mulai berkaca-kaca, begitu sukarnya firman itu hinggap di kepala. Ada apa gerangan?

Sang guru tetaplah seorang guru, yang menatap muridnya dengan penuh kasih, yang mencintai mereka dengan sepenuh rasa, hanyut dan lebur dalam rasa haru sang murid. Airmata mata ananda adalah airmata sang guru jua. Dikau tidak sendirian sayang, kalam ilahi itu milik kita semua, untuk kita semua kalam suci dari Sang Segala Maha. Mari kita dalami lagi, sudah sampai sejauh ini. Bukankah ananda termasuk orang-orang pilihan?

Di luar sana masih banyak yang tidak bisa mengaji, tidak bisa membaca Al Quran, apalagi mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jangankan membaca, mengenal hurud hijaiyah saja belum paham. Ananda hanya sekedar belum hapal, artinya sudah mampu membaca. Nyatanya sampai saat ini Allah membiarkan firman-Nya terucap melalui lisanmu.

Kita juga tau, di luar sana ada yang menyentuh kitab saja sangat jarang. Bukankah firman yang suci, selayaknya untuk lidah yang baik, dan hati yang terbuka. Marilah kita senantiasa berdoa Ya Allah jauhkan kami dari hati yang tertutup, untuk mempelajari firman-Mu, membacanya, menghapalkannya dan mengimplementasilannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ananda, jangan menangis lagi sayang, insyaallah malaikat mencatat bahwasanya airmatamu itu semoga akan mengantarkanmu ke surga. Ya Allah mudahkanlah.

Androecia Darwis
Bogor, 29 September 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun