Airmata tak memilih tempat dan waktu untuk jatuh, dia mengalir begitu saja, tak perlu izin dari yang empunya. Duduk di lapangan ini, di saat gema takbir berkumandang, di saat shalat ied akan didirikan, bulir-bulir air kembali menetes. Dingin mengalir di pipi.
Tujuh lebaran sudah berlalu, dan selama itu pula sejak engkau dipanggil keharibaan-Nya, dikau tak lagi bersamaku. Dinda, tahukah kau cucu kita sudah masuk sekolah? Kau tengoklah betapa gagahnya dia dalam seragam sekolah. Dulu dikau mencita-citakannya menjadi seorang pilot. Seringkali kali kau ucapkan begitu, dan semoga saja ketika besar nanti cucu kita ini semakin gagah dengan seragam pilotnya.
Daku hanya bisa membayangkan dikau sedang tersenyum di alam sana, ketika kukabarkan bahwa anak kita yang bungsu telah menemukan jodohnya. Seorang gadis yang cantik sayang, seorang gadis yang berkerudung dan juga seorang hafidzah dinda, sebagaimana yang engkau cita-citakan. Sebagaimana yang sering kita doakan bersama, alhamdulillah.
Banyak yang ingin kusampaikan padamu, banyaaaaak. Dinda, dikau memang tak lagi disampingku. Tapi ketahuilah, aku selalu saja mengingatmu. Apalagi di momen-momen sakral ini, diantara gema takbir ini, airmataku kembali menggenang. Aku rindu sayang, aku rindu. Rindu yang sangat sulit untuk daku gambarkan. Saat-saat yang tak pernah terbayangkan, dikau telah pergi mendahului. Allahuakbar .....!
Jika daku mencoba tersenyum sayang, tidak lain dan tidak bukan untuk mengabarkan bahwa ada lagi kabar bahagia buat kita. Si Akang, ananda kita yang kedua sudah diterima bekerja sebagai ASN di Kabupaten. Dikau pasti kian senang setelah kukabarkan ini, daku membayangkan senyummu, senyum yang selalu kurindukan.Â
Pada saatnya nanti, si Akang juga akan berjodoh, bukankah dia sudah bekerja? Semoga dia juga mendapatkan jodoh yang saleh, yang akan membawa keturunan kita senantiasa di jalan-Nya. Kita harapkan dan kita doakan, hanya kepada Allah tempat kita mengadu.
Di rumah nanti, daku mungkin tak bisa lagi nikmati lontong opor ayam buatan kegemaranmu, tapi yakinlah senyum hangatmu kan selalu hiasi relung hati. Gema takbir terus saja berkumandang, diantara senyum dan tangis, dengan saputangan basah kuhapus sudah bulir-bulir air dimata. Dinda, di lapangan ini shalat akan segera berlangsung.
Allahuakbar allahuakbar allahuakbar, laillaha ilallahu wallahuakbar. Allahuakbar walillahilhamd.
Bogor 22 April 2023
Pak Datuak Andro
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H