Mohon tunggu...
Andri Yudhi Supriadi
Andri Yudhi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Alumnus Kampus Statistik Otista, Kampus Terbuka Pondok Cabe dan Kampus Ekonomi Salemba/Depok

Selanjutnya

Tutup

Money

Dua Sisi Inflasi bagi Perekonomian

31 Mei 2024   08:16 Diperbarui: 31 Mei 2024   08:54 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inflasi adalah fenomena ekonomi yang ditandai oleh kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam jangka waktu tertentu. Pengaruh inflasi terhadap perekonomian bisa bersifat positif maupun negatif, tergantung pada tingkat dan stabilitas inflasi tersebut. Itu sebabnya Pemerintah selalu mencantumkan target inflasi dalam asumsi makro APBN/APBD setiap tahunnya. Dengan harapan, pada rentang asumsi inflasi tersebut, Pemerintah masih leluasa untuk menggerakkan perekonomian demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

Sisi Positif Inflasi

  1. Stimulasi Pertumbuhan Ekonomi: Inflasi yang moderat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Ketika harga barang dan jasa naik, produsen cenderung meningkatkan produksi untuk memanfaatkan kenaikan harga tersebut, yang pada gilirannya dapat meningkatkan output dan lapangan kerja.
  2. Pengurangan Beban Utang: Inflasi dapat mengurangi beban utang riil pemerintah dan pelaku ekonomi lainnya. Ketika inflasi meningkat, nilai uang yang akan dibayarkan di masa depan menjadi lebih rendah dalam istilah riil, sehingga meringankan beban utang.
  3. Mendorong Konsumsi dan Investasi: Inflasi dapat mendorong konsumsi dan investasi dengan mengurangi insentif untuk menabung. Jika harga diperkirakan akan naik, konsumen cenderung mempercepat pembelian, dan investor lebih mungkin mengalokasikan dana untuk investasi produktif daripada menyimpannya dalam bentuk tunai.

Sisi Negatif Inflasi

  1. Penurunan Daya Beli: Inflasi mengurangi daya beli uang, yang berarti konsumen harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli barang dan jasa yang sama. Ini dapat menyebabkan penurunan standar hidup, terutama bagi mereka yang berpenghasilan tetap atau rendah.
  2. Ketidakpastian Ekonomi: Inflasi yang tidak stabil atau terlalu tinggi dapat menciptakan ketidakpastian ekonomi. Hal ini dapat menghambat perencanaan jangka panjang bagi bisnis dan individu, serta mengurangi investasi dan pertumbuhan ekonomi.
  3. Redistribusi Kekayaan yang Tidak Merata: Inflasi dapat mendistribusikan kembali kekayaan secara tidak merata. Mereka yang memiliki aset tetap seperti properti mungkin mendapat manfaat, sementara mereka yang mengandalkan pendapatan tetap, seperti pensiunan, dapat dirugikan karena nilai pendapatan mereka menurun dalam istilah riil.
  4. Efek Negatif pada Ekspor: Jika inflasi domestik lebih tinggi daripada inflasi di negara mitra dagang, produk-produk domestik menjadi kurang kompetitif di pasar internasional. Ini dapat mengurangi ekspor dan memperburuk neraca perdagangan.

Rentang Inflasi yang Ideal

Rentang inflasi yang ideal adalah inflasi moderat yang umumnya berada di sekitar 2-3% per tahun. Inflasi pada rentang ini dianggap mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tanpa menyebabkan dampak negatif yang signifikan terhadap daya beli dan stabilitas ekonomi. Namun, rentang inflasi yang optimal dapat bervariasi tergantung pada kondisi ekonomi spesifik dan kebijakan moneter masing-masing negara. Bank sentral memainkan peran kunci dalam mengelola inflasi untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan. Adapun rentang inflasi yang disepakati secara normative adalah Inflasi Rendah (0-2%), Inflasi Moderat (2-3%), Inflasi Sedang (3-5%), Inflasi Tinggi (5% ke atas). Pemerintah Indonesia, pada tahun 2024 mengasumsikan inflasi berada pada rentang moderat hingga sedang (1,5 -- 3,5 persen).

Kesimpulan

Inflasi memiliki dampak yang kompleks dan beragam terhadap perekonomian. Inflasi yang moderat dan stabil dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, mendorong konsumsi dan investasi, serta mengurangi beban utang riil. Namun, inflasi yang tinggi atau tidak stabil dapat mengurangi daya beli, menciptakan ketidakpastian ekonomi, mendistribusikan kekayaan secara tidak merata, dan mengurangi daya saing ekspor. Oleh karena itu, pengelolaan inflasi yang efektif adalah kunci untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan kerugian yang ditimbulkannya bagi perekonomian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun