Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Levitasi Akustik: Menguak Kekuatan Gelombang Suara untuk Menahan Objek di Udara Tanpa Kontak Fisik

6 Januari 2025   07:00 Diperbarui: 5 Januari 2025   21:14 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Sonic-Powered Levitation Allows for Zero-G Drug Research (www.universetoday.com)

Apa Itu Levitasi Akustik?

Levitasi akustik adalah teknologi yang memanfaatkan kekuatan gelombang suara untuk mengangkat dan menahan objek di udara tanpa kontak fisik. Dalam proses ini, gelombang suara menciptakan tekanan akustik yang cukup kuat untuk melawan gravitasi, memungkinkan objek melayang stabil di udara. Dulu dianggap sebagai elemen fiksi ilmiah, levitasi akustik kini menjadi kenyataan berkat penelitian yang intensif.

Teknologi ini menarik perhatian para ilmuwan karena potensinya yang luas, mulai dari aplikasi di laboratorium hingga bidang farmasi dan manufaktur. Dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik dan teknologi canggih lainnya, levitasi akustik menghadirkan peluang baru yang sebelumnya tidak terbayangkan. Penggunaannya tidak hanya terbatas pada skala kecil, tetapi juga mencakup eksplorasi potensi pada sistem yang lebih kompleks.

Sejarah Levitasi Akustik

Awal Mula Penemuan

Konsep levitasi akustik pertama kali dieksplorasi oleh Lord Rayleigh pada tahun 1880. Ia mengembangkan teori tentang gelombang suara dalam karyanya, The Theory of Sound. Sebelumnya, eksperimen Kundt's Tube pada tahun 1866 memberikan landasan penting. Dalam eksperimen ini, partikel-partikel kecil dikumpulkan pada titik-titik tertentu di mana tekanan gelombang suara mencapai keseimbangan, menunjukkan adanya gaya radiasi akustik.

Setelah Rayleigh, fenomena ini terus menarik minat para ilmuwan. Pada tahun 1895, Diederik Johannes Korteweg dan Gustav de Vries mengembangkan persamaan Korteweg-de Vries (KdV) untuk menjelaskan gelombang soliter, yang kemudian menjadi dasar bagi aplikasi levitasi akustik modern. Eksperimen-eksperimen berikutnya menciptakan pemahaman lebih mendalam mengenai dinamika gelombang akustik, termasuk interaksi kompleks dengan material.

Perkembangan Lebih Lanjut

Pada abad ke-20, inovasi mulai bermunculan. Paul Langevin, seorang fisikawan Prancis, mencatat pencapaian penting pada tahun 1912 dengan menggunakan gelombang suara untuk mengayunkan objek kecil. Teknologi ini terus berkembang pesat pada dekade 1960-an, ketika gelombang ultrasonik digunakan untuk mengendalikan logam leleh selama proses manufaktur. Penemuan array transducer fase semakin mempermudah manipulasi partikel kecil dengan presisi tinggi, menciptakan peluang baru untuk pengembangan teknologi lebih lanjut.

Levitasi Akustik di Abad ke-20

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun